
Makin Boncos, Emiten CPO Edwin Soeryadjaja Rugi Rp 66 M di Q3
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
28 October 2019 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen minyak kelapa sawit, PT Provident Agro Tbk (PALM) pada kuartal III-2019 kembali menorehkan rapor merah dengan mencatatkan total rugi bersih hingga Rp 25,92 miliar.
Ini menjadi rugi kuartal terbesar di tahun 2019 dan nilai kerugian terbesar dalam 3 kuartal beruntun. Jika dijumlahkan sejak awal tahun hingga akhir September 2019 total kerugian mencapai Rp 66,41 miliar.
Padahal pada 9 bulan pertama tahun lalu, perusahaan masih mampu mencatatkan keuntungan senilai Rp 6,08 miliar.
Koreksi yang dicatatkan pada pos laba bersih perusahaan salah satunya disebabkan oleh penurunan jumlah pendapatan yang per 30 September 2019 terperosok 61,25% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 153,19 miliar, dari sebelumnya Rp 395,35 miliar.
Melansir laporan keuangan, perusahaan tak lagi membukukan pemasukan dari penjualan tandan buah segar. Sedangkan penjualan minyak kelapa sawit dan inti sawit masing-masing anjlok 56,27% YoY dan 70,49% YoY.
Kemudian, jika ditelaah kinerja pendapatan per kuartal, sejatinya pada kuartal III-2019, total pemasukan perusahaan turun 36,75% YoY menjadi Rp 56,07 miliar.
Capaian tersebut, lebih baik dari perolehan pendapatan kuartal I dan kuartal II tahun ini yang masing-masing anjlok hingga 69,23% YoY ke Rp 48,71 miliar dan 67,38% YoY ke level Rp 48,41 miliar
Periode Penjualan 2019 (Miliar Rp) Penjualan 2018 (Miliar Rp) Perubahan (YoY)
Koreksi yang dibukukan pada kuartal III-2019 tidak sedalam kuartal I dan kuartal II. Hal ini didorong oleh mulai pulihnya harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Merujuk pada grafik di atas, rata-rata harga CPO kuartal ketiga tahun ini hanya terkoreksi 4,66% jika dibandingkan dengan rerata harga di kuartal III tahun lalu. Meskipun demikian, pemulihan harga tersebut belum berhasil menutupi biaya beban pokok pendapatan dan beban usaha perusahaan yang masih relatif tinggi.
Belum lagi, PALM juga mencatatkan pos beban tambahan dari rugi atas penjualan investasi dan rugi atas perubahan nilai wajar aset biologis. Untuk diketahui, rugi dari nilai wajar aset biologis, yang dalam hal ini produk agrikultur, disebabkan oleh perubahan harga jual dan jumlah hasil panen.
PALM merupakan perusahana perkembunan sawit milik Edwin Soeryadjaja, yang dimiliki melalui PT Saratoga Investama Tbk (SRTG).
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Emiten Sawit Milik Sandi Uno di Q3 Bisa Cetak Laba Rp 236 M
Ini menjadi rugi kuartal terbesar di tahun 2019 dan nilai kerugian terbesar dalam 3 kuartal beruntun. Jika dijumlahkan sejak awal tahun hingga akhir September 2019 total kerugian mencapai Rp 66,41 miliar.
Padahal pada 9 bulan pertama tahun lalu, perusahaan masih mampu mencatatkan keuntungan senilai Rp 6,08 miliar.
Koreksi yang dicatatkan pada pos laba bersih perusahaan salah satunya disebabkan oleh penurunan jumlah pendapatan yang per 30 September 2019 terperosok 61,25% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 153,19 miliar, dari sebelumnya Rp 395,35 miliar.
Melansir laporan keuangan, perusahaan tak lagi membukukan pemasukan dari penjualan tandan buah segar. Sedangkan penjualan minyak kelapa sawit dan inti sawit masing-masing anjlok 56,27% YoY dan 70,49% YoY.
Kemudian, jika ditelaah kinerja pendapatan per kuartal, sejatinya pada kuartal III-2019, total pemasukan perusahaan turun 36,75% YoY menjadi Rp 56,07 miliar.
Capaian tersebut, lebih baik dari perolehan pendapatan kuartal I dan kuartal II tahun ini yang masing-masing anjlok hingga 69,23% YoY ke Rp 48,71 miliar dan 67,38% YoY ke level Rp 48,41 miliar
Periode Penjualan 2019 (Miliar Rp) Penjualan 2018 (Miliar Rp) Perubahan (YoY)
Periode | Penjualan 2019 (Miliar Rp) | Penjualan 2018 (Miliar Rp) | Perubahan (YoY) |
Q1 | 48,71 | 158,28 | -69,23% |
Q2 | 48,41 | 148,42 | -67,38% |
Q3 | 56,07 | 88,65 | -36,75% |
Total | 153,19 | 395,35 | -61,25% |
Koreksi yang dibukukan pada kuartal III-2019 tidak sedalam kuartal I dan kuartal II. Hal ini didorong oleh mulai pulihnya harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Merujuk pada grafik di atas, rata-rata harga CPO kuartal ketiga tahun ini hanya terkoreksi 4,66% jika dibandingkan dengan rerata harga di kuartal III tahun lalu. Meskipun demikian, pemulihan harga tersebut belum berhasil menutupi biaya beban pokok pendapatan dan beban usaha perusahaan yang masih relatif tinggi.
Belum lagi, PALM juga mencatatkan pos beban tambahan dari rugi atas penjualan investasi dan rugi atas perubahan nilai wajar aset biologis. Untuk diketahui, rugi dari nilai wajar aset biologis, yang dalam hal ini produk agrikultur, disebabkan oleh perubahan harga jual dan jumlah hasil panen.
PALM merupakan perusahana perkembunan sawit milik Edwin Soeryadjaja, yang dimiliki melalui PT Saratoga Investama Tbk (SRTG).
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Emiten Sawit Milik Sandi Uno di Q3 Bisa Cetak Laba Rp 236 M
Most Popular