
AS-China Renggang Lagi, Kurs Dolar Singapura Loyo
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 October 2019 15:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (25/10/19) setelah mengakhiri pelemahan dalam 3 hari beruntun pada Kamis kemarin.
Pada pukul 15:07 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.294,12/SG$, melemah 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, mata uang Negeri Merlion ini berhasil menguat 0,1%.
Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang kelihatannya kembali merenggang membawa hawa negatif ke pasar finansial global.
Mengutip Bloomberg yang mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang mengetahui masalah tersebut, China berniat untuk meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS senilai US$ 20 miliar dalam waktu satu tahun jika kesepakatan dagang tahap satu dengan AS bisa diteken.
Hal ini jelas berpotensi menimbulkan masalah baru. Pasalnya, AS menyebut bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan China akan memasukkan komitmen dari Beijing untuk menambah pembelian produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun. Jumlah ini ternyata lebih tinggi dari angka US$ 20 miliar seperti yang sebelumnya disebutkan.
Perang dagang AS-China yang sudah berlangsung lebih dari setahun berdampak pada pelambatan ekonomi global. Singapura menjadi salah satu negara yang terkena dampak besar.
Pada Agustus lalu, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0%-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Sementara awal bulan lalu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Pelemahan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut Kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Pada pukul 15:07 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.294,12/SG$, melemah 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, mata uang Negeri Merlion ini berhasil menguat 0,1%.
Mengutip Bloomberg yang mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang mengetahui masalah tersebut, China berniat untuk meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS senilai US$ 20 miliar dalam waktu satu tahun jika kesepakatan dagang tahap satu dengan AS bisa diteken.
Hal ini jelas berpotensi menimbulkan masalah baru. Pasalnya, AS menyebut bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan China akan memasukkan komitmen dari Beijing untuk menambah pembelian produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun. Jumlah ini ternyata lebih tinggi dari angka US$ 20 miliar seperti yang sebelumnya disebutkan.
Perang dagang AS-China yang sudah berlangsung lebih dari setahun berdampak pada pelambatan ekonomi global. Singapura menjadi salah satu negara yang terkena dampak besar.
Pada Agustus lalu, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0%-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Sementara awal bulan lalu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Pelemahan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut Kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BTN | 10.152,00 | 10.463,00 |
BCA | 10.292,39 | 10.312,74 |
Mandiri | 10.278,00 | 10.330,00 |
BNI | 10.272,00 | 10.333,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular