
Yes! 2 Hari Beruntun Investor Asing Masuk ke Pasar Saham RI
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 October 2019 12:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing pada perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (25/10/2019) terlihat terus masuk ke pasar saham domestik hingga sesi I, aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 126,76 miliar di seluruh pasar.
Saham emiten yang paling banyak diborong pemodal asing pada penutupan perdagangan sesi I hari ini termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 142,44 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 33,4 miliar), PT Metropolitan Kentjana Tbk/MKPI (Rp 20,87 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 14,36 miliar), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (Rp 10.18 miliar).
Dari grafik di bawah terlihat bahwa sejatinya dalam beberapa minggu terakhir, investor asing lebih sering memilih mundur dari pasar saham Tanah Air, di mana jika dikalkulasi sejak 8 Oktober hingga 23 Oktober telah membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 2,95 triliun.
Namun, aksi jual itu terputus sejak penutupan perdagangan kemarin (24/10/2019).
Pemodal asing tampaknya mulai berani masuk ke bursa saham Ibu Pertiwi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dan melantik pada menteri yang akan mengisi jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk periode pemerintahan 2019-2024.
Selain itu, hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas tingkat suku bunga acuan juga memantik aksi beli investor asing.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).
Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Lebih lanjut Perry menyampaikan kebijakan ini konsisten dengan kondisi inflasi yang terkendali dan aset keuangan domestik yang tetap menarik.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Menurut Perry, kebijakan ini didukung strategi operasi moneter yang terus diperkuat untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
Ia menambahkan, kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian.
Selain itu, BI akan tetap mencermati perkembangan ekonomi global dalam menentukan bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga stabilitas inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal serta turut mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," tambah Perry.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pekan Ini IHSG Kurang Bergairah, Investor Asing Obral Saham
Saham emiten yang paling banyak diborong pemodal asing pada penutupan perdagangan sesi I hari ini termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 142,44 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 33,4 miliar), PT Metropolitan Kentjana Tbk/MKPI (Rp 20,87 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 14,36 miliar), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (Rp 10.18 miliar).
Dari grafik di bawah terlihat bahwa sejatinya dalam beberapa minggu terakhir, investor asing lebih sering memilih mundur dari pasar saham Tanah Air, di mana jika dikalkulasi sejak 8 Oktober hingga 23 Oktober telah membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 2,95 triliun.
Namun, aksi jual itu terputus sejak penutupan perdagangan kemarin (24/10/2019).
Pemodal asing tampaknya mulai berani masuk ke bursa saham Ibu Pertiwi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dan melantik pada menteri yang akan mengisi jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk periode pemerintahan 2019-2024.
Selain itu, hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas tingkat suku bunga acuan juga memantik aksi beli investor asing.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).
Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Lebih lanjut Perry menyampaikan kebijakan ini konsisten dengan kondisi inflasi yang terkendali dan aset keuangan domestik yang tetap menarik.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Menurut Perry, kebijakan ini didukung strategi operasi moneter yang terus diperkuat untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
Ia menambahkan, kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian.
Selain itu, BI akan tetap mencermati perkembangan ekonomi global dalam menentukan bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga stabilitas inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal serta turut mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," tambah Perry.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Pekan Ini IHSG Kurang Bergairah, Investor Asing Obral Saham
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular