Laba BRI Tembus Rp 24,78T, Siapa Gantikan Tiko di Mandiri?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 October 2019 07:50
Laba BRI Tembus Rp 24,78T, Siapa Gantikan Tiko di Mandiri?
Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,22% ke level 6.271,51. Per akhir sesi satu, indeks harga saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatannya menjadi 0,8% ke level 6.307,54. Per akhir sesi dua, penguatan IHSG sudah kembali bertambah lebar menjadi 1,31% ke level 6.339,65.


Penguatan IHSG pada hari ini menandai penguatan yang kesepuluh secara beruntun.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Hang Seng menguat 0,87%, indeks Straits Times terapresiasi 0,75%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.

Terdapat sejumlah aksi yang terjadi pada emiten di perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.

1. Laba Q3 Tembus Rp 24,78 T, Kredit BRI Tembus Rp 903 T

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, meraih laba bersih Rp 24,78 triliun hingga periode 9 bulan pertama tahun ini atau per 30 September 2019, meningkat 5,36% dibandingkan laba bersih Rp 23,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Bank BRI terus menorehkan kinerja positif dan di atas rata rata industri perbankan nasional. Dalam press conference yang digelar di Kantor Pusat BRI, Jakarta, (24/10), Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan salah satu penyokong utama kinerja BRI yakni penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan di atas rata rata industri.



2. Jadi Menteri BUMN, Erick Thohir Mundur dari ABBA & MARI

Erick Thohir yang baru saja diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 kemarin, Rabu (23/10/2019). Setelah dilantik, Erick langsung mengajukan pengunduran diri dari posisinya sebagai komisaris utama di PT Mahaka Media Tbk (ABBA) dan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI).

Pengunduran ini dilakukan Erick satu hari sebelum pelantikannya sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni pada 22 Oktober 2019.

[Gambas:Video CNBC]



BERLANJUT KE HAL 2>>>>


3. Hary Tanoe Bikin Fintech Saingi OVO, LinkAja & GoPay

PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), melalui enitas anak, PT MNC Teknologi Nusantara (MTN) menggarap produk teknologi finansial (fintech) yang mengintegrasikan produk keuangan digital MNC Group dalam satu aplikasi (super apps) Smart Payment Indonesia (SPIN).

Direktur Utama MTN Yudi Hamka mengatakan, pihaknya sudah mengantongi ijin dari Bank Indonesia sebagai penerbit uang elektronik (e-money), penyelenggara dompet elektronik (e-wallet) dan transfer dana elektronik (digital remittance).

4. Tiko Dicalonkan Wamen BUMN, Siapa Jadi Mandiri-1?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui mencalonkan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BUMN) Kartiko Wiriatmodjo sebagai salah satu kandidat Wakil Menteri BUMN. Menurut Erick, dirinya membutuhkan figur wakil menteri untuk melaksanakan tugas dalam lima tahun ke depan.

Usut punya usut, ternyata nama Kartika atau akrab disapa Tiko ini ternyata diusulkan langsung oleh Erick sendiri. Namun Erick mengatakan Tiko bukan satu-satunya.

"Iya salah satu kandidat saya rasa profesional dan lebih muda dari saya kan," kata Erick usai serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Rabu (23/10/2019).

5. Ini Alasan Grup Bakrie Jor-joran Investasi di Gundala Cs

PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) menyebutkan bakal lebih berfokus mengembangkan bisnis investasi di produk kekayaan intelektual (intellectual property). Hal ini dilakukan lantaran bisnis televisi free to air selama dua tahun terakhir mengalami perlambatan, imbas dari melambatnya konsumsi masyarakat.

Direktur Utama Visi Media Asia Anindya Novyan Bakrie mengatakan untuk mengantisipasi penurunan di bisnis free to air ini, perusahaan memilih untuk melakukan diferensiasi bisnis.

6. Restrukturisasi Duniatex & KRAS, Ini Penjelasan BRI

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, menegaskan persoalan kredit bermasalah dengan dua debiturnya yakni Duniatex Group dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sudah mendapatkan titik temu dan penyelesaian yakni dengan restrukturisasi.

Hanya saja manajemen BBRI belum menjelaskan secara detail bagaimana mekanisme restrukturisasi dalam hal perubahan suku bunga, besaran pinjaman, dan tenor yang akan direstrukturisasi.

7. Suku Bunga Turun, Saham BBCA Sentuh Level Tertinggi

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menyentuh level harga tertinggi sepanjang tahun berjalan ke level Rp 31.500/unit. Pada awal perdagangan Kamis (24/10/2019) saham BCA bahkan sempat menyentuh level Rp 31.600/unit.

Perusahaan dengan kode saham BBCA itu masih jadi pemimpin klasemen sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, yakni sebesar Rp 776,63 triliun.
BERLANJUT KE HAL 3>>>


8. Jadi Menteri Agama, Fachrul Razi Mundur dari Komisaris ANTM

Tidak hanya Erick Thohir yang melepas jabatan komisaris utama di perusahaan publik, Fachrul Razi yang terpilih menjadi Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Maju mengundurkan diri dari jabatan strategis tersebut.

Melansir halaman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyebut bahwa Fachrul Razi tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Utama ANTM sejak diangkat menjadi Menteri Agama RI pada 23 Oktober 2019.

9. Serap Capex Rp 677 M di Q3, WSBP Bidik Kontrak Rp 10,3 T

Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) baru menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 677 miliar atau 73,3% dari yang dialokasikan tahun ini yakni Rp 923 miliar.

Siti Fathia Maisa Syafurah, Investor Relation Waskita Beton Precast menjelaskan, belanja modal itu dialokasikan untuk pembangunan plant baru dan optimaliasi kapasitas produksi.

10. Beban Pokok Penjualan Selangit, Laba INCO Ambles 100%

Perusahaan tambang nikel terbesar Tanah Air, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kinerja keuangan yang mengecewakan pada akhir kuartal II-2019. Pasalnya, laba bersih perusahaan terperosok hampir dua kali lipat, yakni 99,71% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Hingga akhir September 2019, total keuntungan yang dikantongi INCO hanya sebesar US$ 160 ribu atau setara Rp 2,27 miliar (asumsi kurs Rp 14.211/US$). Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih perusahaan mencapai US$ 55,21 juta atau setara Rp 784,59 miliar.





Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular