Analisis

Bersama Kabinet Indonesia Maju, Rupiah Maju Terus!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 October 2019 12:16
Bersama Kabinet Indonesia Maju, Rupiah Maju Terus!
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNCB Indonesia - Kurs rupiah menguat lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (24/10/19) setelah mencatat penguatan lima hari berturut-turut.

Sejak perdagangan hari ini dibuka, rupiah sudah melangkah maju, menguat 0,18% di level Rp 14.000/US$. Setelahnya rupiah terus terapresiasi hingga 0,38% mencapai level Rp 13.980/US$.

Setelah melewati level psikologis Rp 14.000/US$, rupiah mengendur, penguatan terpangkas hingga stagnan di Rp 14.025/US$ pada pukul 12:00 WIB di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.

Hawa optimis pelaku pasar menyambut Kabinet Indonesia Baru masih mendongkrak kinerja rupiah. Setelah resmi dilantik pada Rabu kemarin, hari ini Sidang Kabinet pertama sudah berlangsung.



Presiden Jokowi langsung menyampaikan beberapa hal, terutama apa yang akan dikerjakan dalam lima tahun ke depan.

"Sidang paripurna pertama pagi hari ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang harus kita ketahui bersama. Terutama yang akan kita kerjakan, kerja-kerja besar yang akan kita lakukan lima tahun ke depan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (24/10/2019).

Selain itu Presiden Jokowi menegaskan tidak ada visi misi menteri.

"Bahwa tidak ada visi-misi Menteri. Yang ada adalah visi-misi Presiden dan Wakil Presiden. Tolong dicatat," katanya.

Pernyataan tersebut mengindikasikan Jokowi ingin para menterinya bersinergi untuk mencapai visi misinya.

Selain Kabinet Indonesia Maju, Bank Indonesia (BI) bisa jadi memberikan tenaga tambahan bagi rupiah pada perdagangan hari ini. Siang ini, BI akan mengumumkan suku bunga, dan peluang untuk adanya pemangkasan lagi cukup besar.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Jika benar terealisasi, maka akan menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun.



Dari sebanyak 14 ekonom yang masuk ke dalam pembentukan konsensus, sebanyak 10 memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 25 bps, sementara sebanyak empat ekonom memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan tak akan diutak-atik oleh bank sentral.

Tim Riset CNBC Indonesia juga menyakini BI akan kembali memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%.

Sentimen dari dalam negeri menjadi penopang utama penguatan rupiah, hal ini terlihat dari pergerakan mata uang utama Asia yang bervariasi hari ini.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


Bersama Kabinet Indonesia Maju, Rupiah Maju Terus! Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com


Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20/rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai masuk ke zona negatif, begitu juga dengan histogram yang masuk ke zona negatif. Indikator ini mengindikasikan rupiah mulai mengumpulkan momentum penguatan.

Bersama Kabinet Indonesia Maju, Rupiah Maju Terus! Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik setelah masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).

Rupiah kini kembali bergerak di antara Rp 14.000/US$ yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat, kemampuan menembus konsisten di bawah level tersebut akan membawa rupiah menguji kembali Rp 13.980/US$. Support selanjutnya jika Rp 13.980/US$ ditembus adalah area Rp 13.955/US$. 

Rupiah berpeluang menipiskan penguatan selama tertahan di atas Rp 14.000/US$, dan menuju area Rp 14.035/US$. Resisten (tahanan atas) selanjutnya berada di level Rp 14.070/US$.


TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Melihat Upaya Keras Rupiah Keluar dari Jeratan Rp 14.300/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular