
Walau AS-China Adem, Indeks Shanghai Datar-datar Saja
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2019 08:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China bergerak flat pada perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019). Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai berada di level 2.954,34 atau relatif sama dengan posisi kemarin (22/10/2019).
Sementara itu, indeks Hang Seng selaku indeks saham acuan di Hong Kong melemah 0,05% ke level 26.771,98.
Bursa saham China dan Hong Kong kesulitan menguat walau ada sentimen positif yang datang dari komentar positif yang kembali diterbar oleh China terkait hubungan dengan AS di bidang perdagangan.
Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.
"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.
"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.
Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.
"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"
Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.
Asal tahu saja, kesepakatan dagang AS-China bisa menjadi kunci untuk membebaskan China dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2019 akan melandai ke level 6,2%, dari yang sebelumnya 6,6% pada tahun 2018. Pada tahun depan, pertumbuhannya kembali diproyeksikan melandai menjadi 6%.
Pelaku pasar menahan diri dari melakukan aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong seiring dengan apresiasi yang sudah dibukukan oleh indeks Shanghai dan Hang Seng dalam dua hari perdagangan terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Sementara itu, indeks Hang Seng selaku indeks saham acuan di Hong Kong melemah 0,05% ke level 26.771,98.
Bursa saham China dan Hong Kong kesulitan menguat walau ada sentimen positif yang datang dari komentar positif yang kembali diterbar oleh China terkait hubungan dengan AS di bidang perdagangan.
Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.
"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.
"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.
Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.
"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"
Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.
Asal tahu saja, kesepakatan dagang AS-China bisa menjadi kunci untuk membebaskan China dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2019 akan melandai ke level 6,2%, dari yang sebelumnya 6,6% pada tahun 2018. Pada tahun depan, pertumbuhannya kembali diproyeksikan melandai menjadi 6%.
Pelaku pasar menahan diri dari melakukan aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong seiring dengan apresiasi yang sudah dibukukan oleh indeks Shanghai dan Hang Seng dalam dua hari perdagangan terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Most Popular