Sri Mulyani Tetap Menkeu, Rupiah Raja Asia!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 October 2019 17:19
Sri Mulyani Menkeu Lagi, Pelaku Pasar Ceria
Foto: REUTERS/Thomas White
Kabinet pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua yang sudah kelihatan bentuknya disambut baik oleh pelaku pasar, rupiah pun mendapat tenaga untuk menguat. Sejak kemarin, beberapa tokoh sudah merapat ke Istana dan diproyeksikan akan menjadi menteri. Kemarin ada Mahfud MD, Nadiem Makarim, Erick Thohir, Wishnutama, hingga Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Nama-nama tersebut dinilai ramah terhadap investasi. Dengan situasi global yang tidak menentu, sulit mengharapkan ekspor menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain konsumsi, investasi tentu menjadi tumpuan.

Menariknya, Partai Gerindra merupakan oposisi pada pemerintahan Jokowi periode pertama kini hampir pasti menjadi bagian dari kekuasaan. Iklim investasi tentunya akan membaik jika situasi politik dalam negeri teduh.



Kemudian, pada hari ini beberapa tokoh kembali merapat ke Istana negara, ada wajah-wajah baru seperti Juliari Batubara, Syahrul Yasin Limpo, Suharso Monoarfa, dan Johnny G Plate.

Sementara wajah-wajah lama yang sepertinya akan kembali menduduki jabatan menteri yakni Sri Mulyani Indrawati, Sofjan Djalil, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Tjahjo Kumolo, Bambang Brodjonegoro, Basuki Hadimuljono, Yasonna Laoly, hingga Budi Karya Sumadi.

Sri Mulyani hampir pasti kembali ke Lapangan Banteng sebagai menteri keuangan. Bahkan Sri Mulyani mengaku dapat pesan khusus dari Jokowi untuk menyampaikan posisinya, tanpa menunggu pengumuman dari Jokowi esok hari.

Nama Sri Mulyani sepertinya menjadi kunci keperkasaan rupiah. Kinerja Sri Mulyani dinilai memuaskan, dan ke depan eks pejabat teras Bank Dunia ini diramal mampu mengejawantahkan program-program Jokowi, terutama di sisi perpajakan.



Misalnya, Jokowi berencana untuk memangkas tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang saat ini 25%. Ke depan, rencananya tarif turun menjadi 20%.

Stimulus fiskal ini tentu sangat dinanti oleh dunia usaha, baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Beban PPh yang berkurang bisa menjadi modal untuk melakukan ekspansi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan konsumsi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular