Tol JORR Disekuritisasi, Target Bisa Dapat Rp 3 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 October 2019 14:50
Produk baru ini ditargetkan akan bisa diterbitkan pada November mendatang dan saat ini masih dalam masa penawaran awal (book building).
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) bakal menerbitkan produk investasi berupa Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) syariah dengan target penerbitan sebesar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Produk baru ini ditargetkan akan bisa diterbitkan pada November mendatang dan saat ini masih dalam masa penawaran awal (book building).

Direktur MMI Endang Astharanti mengatakan produk baru ini menggunakan underlying dari pendapatan tiket dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) Cilincing-Cikunir milik PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).

"Setelah kemarin KIK-Dinfra, kita akan meluncurkan nih KIK-EBA syariah. Produknya kita yang kelola, kemudian originator-nya atau underlying-nya adalah tol JORR punyanya Jasa Marga," kata Endang di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Menurut website Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KIK-EBA adalah efek yang diterbitkan yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah/KPR atau apartemen), efek bersifat hutang yang dijamin oleh pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/arus kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.

Dia menyebutkan, untuk produk ini perusahaan akan melakukan sekuritisasi atas pendapatan tiket masa depan dari tol tersebut. Jangka waktu penerbitannya menurut rencana akan terdiri dari 4 tenor, paling singkat tiga tahun dan 10 tahun paling panjang.

Tingkat imbal hasil yang akan ditawarkan untuk tenor tiga tahun berkisar antara 8%-8,25%, lima tahun dengan tingkat imbal hasil 8,25%-8,5%, tenor tujuh ditawarkan tingkat imbal hasil 8,5%-8,75% dan 10 tahun sebesar 8,75%-9%.

Wanita yang akrab disapa Asti ini menyebutkan mengingat ini merupakan produk investasi alternatif sehingga diperkirakan daya serap pasar akan cukup tinggi. Sebab, biasanya produk semacam ini tidak terlalu sensitif dengan kondisi pasar keuangan yang volatil.

"Produk seperti ini kita mau launching kapan aja ga ada masalah. Jadi kita bisa bilang ini produk all weather fund," katanya.

Produk ini diklaim menjadi produk EBA syariah pertama yang diterbitkan di Indonesia mengingat aturan OJK untuk mendukung produk ini baru terbit di akhir tahun lalu. Potensi pasar untuk produk ini dinilai juga bisa lebih besar ketimbang dengan produk konvensional yang diterbitkan sebelumnya.

"Ditawarkan juga ke asing, tapi kan kalau asing lebih preferably jika produknya diterbikan dalam mata uang asing," imbuh dia.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular