Waspada! Meroket 47%, BEI Awasi Saham INTD

tahir saleh, CNBC Indonesia
21 October 2019 11:24
Harga saham yang bergerak di bisnis alat perfileman PT Inter Delta Tbk (INTD) menguat hingga 47% dalam sebulan terakhir.
Foto: Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham yang bergerak di bisnis alat perfileman PT Inter Delta Tbk (INTD) menguat hingga 47% dalam sebulan terakhir. Penguatan harga dan aktivitas saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau khusus saham INTD.

"Terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham INTD di luar kebiasaan. Pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal," tulis manajemen BEI, diwakili Kadiv Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan PH Kadiv Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Mulyana, Senin ini (21/10/2019).


Saat ini BEI masih mencermati perkembangan pola transaksi saham ini sehingga investor diharapkan memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi BEI.

Selain itu investor juga diminta mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya. Tak hanya itu, investor juga diminta mengkaji kembali rencana aksi korporasi dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan.

Data BEI hari ini, Senin mencatat, pukul 11.01 WIB, saham INTD amblas 4,39% di level Rp 218/saham, dengan nilai transaksi Rp 124 juta dan volume perdagangan 558.000 saham.

Namun dalam sepekan terakhir saham ini melesat 44% dan sebulan terakhir melesat 47%.

Inter Delta didirikan pada 15 Nopember 1976 dan pada 2 Desember 1996, perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Inter Delta Tbk. Situs resmi mencatat, perusahaan berdomisili dan berkantor pusat di Jakarta dengan beberapa kantor perwakilan, yaitu di Denpasar, Surabaya, Semarang, Medan dan Palembang.

Kegiatan usaha perseroan, terutama menjalankan industri yang erat hubungannya dengan perfilman termasuk pemrosesan film foto, industri pembuatan alat-alat percetakan dan menjalankan perdagangan umum dalam bidang alat-alat perfilman, micro film, bahan-bahan kimia untuk foto dan film serta alat-alat elektronik.

Pada 2016, perseroan menambah kegiatan usaha baru berupa bisnis makanan dan minuman, karena sejak tahun 2006 terjadi titik balik pada bisnis fotografi.

Selain itu, perseroan melihat adanya peluang usaha lain yang dapat dilakukan oleh perseroan, yaitu berupa impor daging sapi.


(tas/hps) Next Article Sebulan Meroket 47%, BEI Awasi Saham Inter Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular