
AS-China Bisa Batal Rujuk, Indeks Shanghai Tetap Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 October 2019 09:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong kompak mengawali perdagangan hari ini, Rabu (16/10/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,05% ke level 2.992,61, sementara indeks Hang Seng menguat 0,19% ke level 26.553,9.
Bursa saham China dan Hong Kong menguat ditengah ketidakpastian yang menyelimuti prospek ditekennya kesepakatan dagang AS-China. Melansir CNBC International, seorang sumber menyebut bahwa China ingin bernegosiasi lebih lanjut dengan AS sebelum meneken kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara.
Hingga saat ini, belum jelas apakah negosiasi lebih lanjut tersebut akan digelar di Washington atau Beijing, namun sumber tersebut menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bisa dikirim ke Washington sebelum akhir bulan ini guna meluruskan poin-poin dalam kesepakatan dagang tahap satu yang masih mengganjal di hati pihak China.
Seperti yang diketahui, AS dan China menggelar negosiasi dagang di Washington pada pekan lalu. Hasilnya, kedua belah pihak menyetujui kesepakatan dagang tahap satu yang akan diformalisasikan alias ditandatangani dalam beberapa pekan ke depan.
Kesepakatan dagang tahap satu ini akan menjadi jawaban dari kritik AS terhadap China seputar praktik pencurian kekayaan intelektual. Selain itu, permasalahan defisit neraca dagang AS dengan China juga akan dijawab melalui kesepakatan dagang tahap satu, seiring dengan dimasukannya komitmen China untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar. Sebagai gantinya, AS setuju untuk membatalkan pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang sedianya akan dieksekusi pada pekan ini.
Rilis data ekonomi China yang menggembirakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong pada hari ini. Kemarin (15/10/2019), penyaluran kredit baru periode September 2019 diumumkan senilai CNY 1,69 triliun, jauh di atas capaian periode Agustus 2019 yang senilai CNY 1,21 trilun, serta di atas ekspektasi yang senilai CNY 1,4 triliun, seperti dilansir dari Trading Economics.
Penyaluran kredit baru yang relatif kencang tersebut membuktikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan stimulus fiskal yang digelontorkan di Negeri Panda membuahkan hasil positif. Diharapkan, kencangnya penyaluran kredit akan tetap bertahan di sisa tahun 2019 dan menopang laju pertumbuhan ekonomi China di level yang relatif tinggi.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Bursa saham China dan Hong Kong menguat ditengah ketidakpastian yang menyelimuti prospek ditekennya kesepakatan dagang AS-China. Melansir CNBC International, seorang sumber menyebut bahwa China ingin bernegosiasi lebih lanjut dengan AS sebelum meneken kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara.
Hingga saat ini, belum jelas apakah negosiasi lebih lanjut tersebut akan digelar di Washington atau Beijing, namun sumber tersebut menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bisa dikirim ke Washington sebelum akhir bulan ini guna meluruskan poin-poin dalam kesepakatan dagang tahap satu yang masih mengganjal di hati pihak China.
Kesepakatan dagang tahap satu ini akan menjadi jawaban dari kritik AS terhadap China seputar praktik pencurian kekayaan intelektual. Selain itu, permasalahan defisit neraca dagang AS dengan China juga akan dijawab melalui kesepakatan dagang tahap satu, seiring dengan dimasukannya komitmen China untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar. Sebagai gantinya, AS setuju untuk membatalkan pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang sedianya akan dieksekusi pada pekan ini.
Rilis data ekonomi China yang menggembirakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong pada hari ini. Kemarin (15/10/2019), penyaluran kredit baru periode September 2019 diumumkan senilai CNY 1,69 triliun, jauh di atas capaian periode Agustus 2019 yang senilai CNY 1,21 trilun, serta di atas ekspektasi yang senilai CNY 1,4 triliun, seperti dilansir dari Trading Economics.
Penyaluran kredit baru yang relatif kencang tersebut membuktikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan stimulus fiskal yang digelontorkan di Negeri Panda membuahkan hasil positif. Diharapkan, kencangnya penyaluran kredit akan tetap bertahan di sisa tahun 2019 dan menopang laju pertumbuhan ekonomi China di level yang relatif tinggi.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Most Popular