
Situasi di Timur Tengah Memanas Lagi, Kurs Riyal Melemah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs riyal Arab Saudi melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (11/10/19) akibat situasi geopolitik di Timur Tengah yang memanas. Riyal melemah 0,16% ke level Rp 3.765 di pasar spot, melansir dara Refinitiv.
Siang tadi CNBC International mewartakan Iran mengklaim kapal tanker miliknya terkena serangan dua misil di Laut Merah dekat pantai Arab Saudi, sebagaimana dilansir CNBC International. Reuters melaporkan pihak Arab Saudi belum mau memberikan keterangan atas serangan ke kapal tanker milik Iran tersebut.
Kejadian hari ini tentunya mengingatkan kembali situasi pada bulan September lalu, Timur Tengah panas dan hampir terjadi perang Teluk. Saat itu dua fasilitas minyak milik Arab Saudi diserang drone yang mengakibatkan kerusakan parah.
Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi AS justru mengatakan Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.
Pemerintah Teheran tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
Bahkan Iran mengatakan siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters pertengahan September lalu.
Dengan kejadian hari ini, situasi di kawasan kaya minyak mentah tersebut tentu semakin memanas, kecemasan akan perang Teluk kembali muncul dan kurs riyal menjadi tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Riyal Bertahan di Level Terkuat dalam Sebulan
Siang tadi CNBC International mewartakan Iran mengklaim kapal tanker miliknya terkena serangan dua misil di Laut Merah dekat pantai Arab Saudi, sebagaimana dilansir CNBC International. Reuters melaporkan pihak Arab Saudi belum mau memberikan keterangan atas serangan ke kapal tanker milik Iran tersebut.
Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi AS justru mengatakan Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.
Pemerintah Teheran tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
Bahkan Iran mengatakan siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters pertengahan September lalu.
Dengan kejadian hari ini, situasi di kawasan kaya minyak mentah tersebut tentu semakin memanas, kecemasan akan perang Teluk kembali muncul dan kurs riyal menjadi tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Riyal Bertahan di Level Terkuat dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular