Deg-degan Tunggu AS-China, Dolar Singapura Telikung Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 October 2019 19:36
Sentimen pasar membaik setelah Gedung Putih menampik kabar delegasi China bakal hanya ada di Washington satu hari.
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura mampu menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (10/10/19), melanjutkan penguatan hari sebelumnya. Namun, penguatan hari ini terbilang tidak mudah bagi Mata Uang Negeri Merlion, karena Mata Uang Garuda memberi perlawanan sengit.

Dolar Singapura menguat 0,14% ke level Rp 10.270,84/SG$ di pasar spot pada hari ini, melansir data Refinitiv. Perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang berlangsung hari ini di Washington waktu setempat menjadi perhatian utama pelaku pasar.

Perundingan kali ini merupakan level tingkat tinggi, di mana delegasi China dipimpin Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara AS akan dikomandoi oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, dan akan berlangsung hingga Jumat besok.





Pagi tadi CNBC International mengutip harian South China Morning Post yang mengatakan perundingan dagang AS-China di pekan ini tidak membuat kemajuan apapun. Seketika setelah laporan tersebut sentimen pelaku pasar memburuk, dampaknya dolar Singapura melemah 0,14% ke level Rp 10.241,84/SG$.

Singapura merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar dari perang dagang AS-China, perekonomiannya terancam resesi. Pada Agustus, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0%-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.

Sementara awal bulan lalu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.



Maka tentunya besar harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China agar ekonomi Singapura bisa bangkit kembali.

Sentimen pelaku pasar akhirnya membaik hari ini setelah CNBC International mendapat jawaban dari pihak Gedung Putih yang menyebutkan laporan South China Morning Post tidak akurat. Akhirnya harapan akan adanya kesepakatan dagang kembali muncul, dan dolar Singapura berbalik menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular