
Batu Bara Global Alami Koreksi, Saham Tambang Cenderung Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi pada harga batu bara di tingkat global cukup mempengaruhi pergerakan saham emiten tambang batu bara di bursa saham dalam negeri.
Pada penutupan Rabu (9/10/2019), harga batu bara ICE Newcastle (Australia) kontrak November terkoreksi 1,07% menjadi US$ 69,6/ton. Sepanjang 3 hingga 8 Oktober, harga harga batu bara melonjak hingga 5,3%.
Data bursa mencatat, pada penutupan hari ini (10/10) saham-saham batu bara ikut terseret turun, di antaranya: PT Bukit Asam Tbk/PTBA (-1,34%), PT Samindo Resources Tbk/MYOH (-1,98%), PT Bumi Resources Tbk/BUMI (-1,2%),PT Indo Tambangraya Megah Tbk PT/ITMG (-0,40).
Sedangkan emiten batu bara yang stagnan antara lain: PT Bayan Resouces Tbk/BYAN, PT SMR Utama Tbk/SMRU, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk/DSSA, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), PT Indika Energy Tbk/INDY, PT Toba Bara Sejahtra Tbk/TOBA, dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO.
Secara fundamental penguatan pada harga komoditas batu bara belum kuat-kuat amat dan masih sensitif dengan berbagai sentimen. Aktivitas ekspor dan impor pada minggu lalu menguatkan akan hal tersebut.
Mengutip data Refinitiv, hingga 8 Oktober aktivitas ekspor mingguan batu bara di mayoritas negara kawasan Cekungan Pasifik turun. Ekspor batu bara dari negara-negara kawasan Cekungan Pasifik mengalami penurunan sebesar 19,5% dari 17,2 juta ton menjadi 13,9 juta ton.
Penurunan ekspor paling tajam dialami oleh Kanada hingga 34%. Sementara itu ekspor batu bara dalam negeri juga turun hingga 27% menjadi 5 juta ton pada minggu lalu dibanding minggu sebelumnya.
Ekspor batu bara negara-negara Cekungan Atlantik secara total naik 3% pada minggu lalu. Kenaikan paling tinggi dicatatkan oleh ekspor batu bara Afrika Selatan yang melonjak hingga hampir 60% diikuti ekspor batu bara AS yang melonjak 32%.
Namun secara keseluruhan aktivitas ekspor batu bara global minggu lalu turun 14,5% dibandingkan dengan minggu sebelumnya menjadi 18,9 juta ton dari 22,2 juta ton.
Sementara itu aktivitas impor pun terlihat menurun minggu lalu dibanding minggu sebelumnya. Aktivitas impor batu bara hampir di seluruh kawasan Cekungan Pasifik mengalami penurunan hingga 37%. Penurunan impor batu bara terbesar dicatatkan oleh China hingga 52% menjadi 3 juta ton dari sebelumnya 6 juta ton.
Pergerakan Harga Batu Bara di Tingkat Global ![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!