
Kejar Tagihan & Tunda Obligasi, Saham WSKT Jadi Incaran
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 October 2019 14:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Disebut kejar tagihan dan tunda penerbitan obligasi Rp 3,5 triliun, saham kontraktor BUMN PT Waskita Karya Tbk (WSKT) jadi salah satu saham unggulan (blue chips) pemuncak (best performer) di sektor properti.
Hingga siang ini, data perdagangan bursa menunjukkan saham perseroan sempat menguat hingga sempat menyentuh Rp 1.530 atau naik 2,34% dari Rp 1.495/saham kemarin, dan saat ini masih menguat 1,67% menjadi Rp 1.520/saham.
Penguatan saham tersebut membentuk kapitalisasi pasar WSKT menjadi Rp 20,56 triliun, di mana saham emiten sudah ditransaksikan senilai Rp 9,85 miliar hari ini saja. Investor asing tercatat sudah melakukan beli bersih (net foreign buy) terhadap saham tersebut senilai 1,38 miliar baik di pasar reguler dan di seluruh pasar (reguler, negosiasi, dan tunai).
WSKT diberitakan sedang menargetkan pembayaran dari proyek turnkey senilai Rp 24 triliun hingga akhir tahun 2019. Pembayaran ini diprediksi dapat menjaga rasio utang perseroan terhadap ekuitas (debt to equity ratio) di level 2,3 kali pada penghujung tahun.
Selain itu, perseroan juga menunda penerbitan obligasi senilai Rp 3,5 triliun meskipun telah menunjuk enam penjamin pelaksana emisi yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas.
Obligasi yang batal diterbitkan tersebut adalah seri Obligasi Berkelanjutan IV/Tahap I/2019. Rencana penerbitan obligasi itu sudah mengantongi peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Penguatan yang terjadi hingga siang ini mengantarkan saham WSKT menjadi dua blue chips dengan penguatan terbesar setelah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang menguat 3,29% menjadi Rp 1.100 per saham hingga siang ini.
Di bawah WSKT dan CTRA, masih ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 1,65% menjadi Rp 1.850 dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 1,54% menjadi Rp 1.315. Selanjutnya, blue chips lain yang juga menguat adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) 0,73% menjadi Rp 276 per saham.
Saham blue chips lain di sektor properti hari ini yang bergerak mendatar adalah PT PP Tbk (PTPP) pada Rp 1.610 dan yang melemah adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) -0,87% menjadi Rp 1.134 per saham.
Di luar kelas saham blue chips, hari ini saham sektor properti yang paling menguat adalah PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) 7,96% menjadi Rp 1.015 per saham dan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) 4,65% menjadi Rp 180.
Saham properti lain adalah PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) 3,36% menjadi Rp 615, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 2,59% menjadi Rp 595, PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) 4,06% menjadi Rp 308, dan PT Bekas Asri Pemula Tbk 3,8% menjadi Rp 82.
(irv/hps) Next Article Masuk LQ45, Saham AMRT & WSKT Sempat Menguat Lebih 5%
Hingga siang ini, data perdagangan bursa menunjukkan saham perseroan sempat menguat hingga sempat menyentuh Rp 1.530 atau naik 2,34% dari Rp 1.495/saham kemarin, dan saat ini masih menguat 1,67% menjadi Rp 1.520/saham.
Penguatan saham tersebut membentuk kapitalisasi pasar WSKT menjadi Rp 20,56 triliun, di mana saham emiten sudah ditransaksikan senilai Rp 9,85 miliar hari ini saja. Investor asing tercatat sudah melakukan beli bersih (net foreign buy) terhadap saham tersebut senilai 1,38 miliar baik di pasar reguler dan di seluruh pasar (reguler, negosiasi, dan tunai).
WSKT diberitakan sedang menargetkan pembayaran dari proyek turnkey senilai Rp 24 triliun hingga akhir tahun 2019. Pembayaran ini diprediksi dapat menjaga rasio utang perseroan terhadap ekuitas (debt to equity ratio) di level 2,3 kali pada penghujung tahun.
Obligasi yang batal diterbitkan tersebut adalah seri Obligasi Berkelanjutan IV/Tahap I/2019. Rencana penerbitan obligasi itu sudah mengantongi peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Penguatan yang terjadi hingga siang ini mengantarkan saham WSKT menjadi dua blue chips dengan penguatan terbesar setelah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang menguat 3,29% menjadi Rp 1.100 per saham hingga siang ini.
Di bawah WSKT dan CTRA, masih ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 1,65% menjadi Rp 1.850 dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 1,54% menjadi Rp 1.315. Selanjutnya, blue chips lain yang juga menguat adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) 0,73% menjadi Rp 276 per saham.
Saham blue chips lain di sektor properti hari ini yang bergerak mendatar adalah PT PP Tbk (PTPP) pada Rp 1.610 dan yang melemah adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) -0,87% menjadi Rp 1.134 per saham.
Di luar kelas saham blue chips, hari ini saham sektor properti yang paling menguat adalah PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) 7,96% menjadi Rp 1.015 per saham dan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) 4,65% menjadi Rp 180.
Saham properti lain adalah PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) 3,36% menjadi Rp 615, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 2,59% menjadi Rp 595, PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) 4,06% menjadi Rp 308, dan PT Bekas Asri Pemula Tbk 3,8% menjadi Rp 82.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Masuk LQ45, Saham AMRT & WSKT Sempat Menguat Lebih 5%
Most Popular