
Lari dari Pasar Saham Rp 19 T, Asing Masuk Obligasi Rp 38 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 October 2019 11:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar menilai saat ini investor asing masih lebih memilih meninggalkan pasar saham di emerging market, termasuk Indonesia seiring eskalasi perang dagang. Babak baru perang mulai terjadi antara Amerika Serikat dengan Eropa, setelah sebelumnya AS dengan China yang masih belum usai.
Kondisi ini diperparah dengan ketakutan akan terjadinya resesi global membuat investor memilih untuk menyelamatkan asetnya dari portofolio investasi dengan risiko tinggi.
Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management Edward P. Lubis mengatakan saat ini portofolio investasi yang banyak dikoleksi oleh investor adalah surat utang karena dinilai lebih aman dan berkinerja positif.
"Sepertinya background trade war dan dampaknya serta diperburuk resesi di global sangat pengaruh ke investasi ke emerging market khususnya Indonesia. Kekhawatiran tersebut berakibat outflow foreign investors masih terlihat di pasar saham. Berbeda dengan kinerja pasar obligasi kita sangat positif dan diminati asing," kata Edward kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/10/2019).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa bertahan di atas level 6.000 pada perdagangan kemarin. Pelaku pasar sempat khawatir IHGS sempat keluar dari level 6.000 dan tekanan jual asing masih terjadi.
Hingga akhir sesi dua IHSG ditutup 0,28% ke level 6.038,53, menandai pelemahan selama lima hari beruntun. IHSG bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.000. Titik terendah IHSG pada hari ini berada di level 5.997,69 dan investor asing tercatat melakukan net sell senilai Rp 795,59 miliar.
Dalam 3 bulan terakhir, total nilai net sell investor asing dari pasar saham domestik mencapai Rp 19,31 triliun. Pada periode yang sama, aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi atau surat utang negara tercatat mencapai Rp 38,84 triliun.
Pada 2 Juli 2019 nilai kepemilikan asing pada surat utang negara tercatat sebesar Rp 991,07 triliun. Bertambah menjadi Rp 1.029,91 triliun pada 2 Oktober 2019.
(hps/hps) Next Article Asing Keluar dari Pasar Saham RI & Bawa Kabur Rp 182 M
Kondisi ini diperparah dengan ketakutan akan terjadinya resesi global membuat investor memilih untuk menyelamatkan asetnya dari portofolio investasi dengan risiko tinggi.
Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management Edward P. Lubis mengatakan saat ini portofolio investasi yang banyak dikoleksi oleh investor adalah surat utang karena dinilai lebih aman dan berkinerja positif.
"Sepertinya background trade war dan dampaknya serta diperburuk resesi di global sangat pengaruh ke investasi ke emerging market khususnya Indonesia. Kekhawatiran tersebut berakibat outflow foreign investors masih terlihat di pasar saham. Berbeda dengan kinerja pasar obligasi kita sangat positif dan diminati asing," kata Edward kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/10/2019).
Hingga akhir sesi dua IHSG ditutup 0,28% ke level 6.038,53, menandai pelemahan selama lima hari beruntun. IHSG bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.000. Titik terendah IHSG pada hari ini berada di level 5.997,69 dan investor asing tercatat melakukan net sell senilai Rp 795,59 miliar.
Dalam 3 bulan terakhir, total nilai net sell investor asing dari pasar saham domestik mencapai Rp 19,31 triliun. Pada periode yang sama, aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi atau surat utang negara tercatat mencapai Rp 38,84 triliun.
Pada 2 Juli 2019 nilai kepemilikan asing pada surat utang negara tercatat sebesar Rp 991,07 triliun. Bertambah menjadi Rp 1.029,91 triliun pada 2 Oktober 2019.
Asing Pindah dari Pasar Saham ke Obligasi
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Asing Keluar dari Pasar Saham RI & Bawa Kabur Rp 182 M
Most Popular