
Wow! Ada Transaksi Jumbo Saham TBIG, Nilainya Rp 1,3 T
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
02 October 2019 11:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi besar terjadi pada saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada perdagangan sesi I, Rabu ini (2/10/2019). Transaksi yang terjadi di pasar negosiasi tersebut membuat harga saham TBIG melesat 3,25% di level Rp 6.300/saham.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi saham TBIG mencapai Rp 1,34 triliun. Transaksi saham tersebut dilakukan dalam beberapa kali dengan total volume 241,25 juta unit dan total nilai transaksi Rp 1,56 triliun.
Salah satu transaksi yang terbesar terjadi pada pukul 10.24 WIB. Transaksi dilakukan melalui Credit Suisse Sekuritas sebagai broker penjual dan Mahakarya Artha Sekuritas sebagai pihak pembeli.
Lalu ada beberapa transaksi lain yang dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.
TBIG pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 26 Oktober 2010, pas genap 9 tahun. TBIG berdasarkan annual report 2018 tercatat memiliki sekitar 15.032 lokasi menara dengan jumlah penyewaan mencapai 25.518.
Kabar terkini dari emiten menara telekomunikasi ini adalah rencana penerbitan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.
Menurut rencana, dana hasil penerbitan obligasi akan dipakai untuk melunasi utang jatuh tempo dan ekspansi usaha.
Dalam prospektus yang dipublikasi di media massa, Senin (23/9/2019), Tower Bersama akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rabu, 30 September 2019 mendatang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengenai rencana transaksi tersebut.
Surat utang (notes) tersebut nantinya akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura yang ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu investor global.
Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak diterbitkan dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan. Bunga notes ini ditetapkan maksimal 6% per tahun dengan bunga tetap.
"Dana yang diperoleh dari penerbitan notes akan digunakan perseroan untuk membiayai rencana ekspansi usaha di masa yang akan datang dan menunjang kebutuhan pendanaan perseroan," kata manajemen TBIG, dalam prospektus yang disampaikan, Senin (23/9/2019).
Ekspansi yang akan dilakukan tersebut meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, desain infrastruktur dan konstruksi, instalasi jaringan dan manajemen proyek tower telekomunikasi, perluasan jaringan hingga pemeliharaan site selama masa penyewaan infrastruktur.
Nilai rencana transaksi ini setara 274,9% dari nilai ekuitas perseroan hingga Juni 2019. Tercatat, ekuitas perseroan pada paruh pertama tahun ini Rp 3,34 triliun. Karena nilai rencana transaksi tersebut lebih dari 50% dari nilai ekuitas, maka harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB Oktober mendatang.
Menilik dari sisi kinerja keuangan perseroan, pada Juni 2019, Tower Bersama membukukan pendapatan Rp 2,27 triliun, naik 8,8% dari periode Juni 2018 sebesar Rp 2,07 triliun.
Laba bersih yang dapat diatribusikan terhadap entitas induk pada Juni 2019 sebesar Rp 382,12 miliar, terkoreksi 4,97% dari periode sama tahun lalu Rp 402,12 miliar.
(hps/tas) Next Article 3 Bulan Naik 57% & Berujung Transaksi Jumbo Saham TBIG
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi saham TBIG mencapai Rp 1,34 triliun. Transaksi saham tersebut dilakukan dalam beberapa kali dengan total volume 241,25 juta unit dan total nilai transaksi Rp 1,56 triliun.
Salah satu transaksi yang terbesar terjadi pada pukul 10.24 WIB. Transaksi dilakukan melalui Credit Suisse Sekuritas sebagai broker penjual dan Mahakarya Artha Sekuritas sebagai pihak pembeli.
Lalu ada beberapa transaksi lain yang dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.
TBIG pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 26 Oktober 2010, pas genap 9 tahun. TBIG berdasarkan annual report 2018 tercatat memiliki sekitar 15.032 lokasi menara dengan jumlah penyewaan mencapai 25.518.
Kabar terkini dari emiten menara telekomunikasi ini adalah rencana penerbitan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.
Menurut rencana, dana hasil penerbitan obligasi akan dipakai untuk melunasi utang jatuh tempo dan ekspansi usaha.
Dalam prospektus yang dipublikasi di media massa, Senin (23/9/2019), Tower Bersama akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rabu, 30 September 2019 mendatang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengenai rencana transaksi tersebut.
Surat utang (notes) tersebut nantinya akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura yang ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu investor global.
Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak diterbitkan dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan. Bunga notes ini ditetapkan maksimal 6% per tahun dengan bunga tetap.
"Dana yang diperoleh dari penerbitan notes akan digunakan perseroan untuk membiayai rencana ekspansi usaha di masa yang akan datang dan menunjang kebutuhan pendanaan perseroan," kata manajemen TBIG, dalam prospektus yang disampaikan, Senin (23/9/2019).
Ekspansi yang akan dilakukan tersebut meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, desain infrastruktur dan konstruksi, instalasi jaringan dan manajemen proyek tower telekomunikasi, perluasan jaringan hingga pemeliharaan site selama masa penyewaan infrastruktur.
Nilai rencana transaksi ini setara 274,9% dari nilai ekuitas perseroan hingga Juni 2019. Tercatat, ekuitas perseroan pada paruh pertama tahun ini Rp 3,34 triliun. Karena nilai rencana transaksi tersebut lebih dari 50% dari nilai ekuitas, maka harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB Oktober mendatang.
Menilik dari sisi kinerja keuangan perseroan, pada Juni 2019, Tower Bersama membukukan pendapatan Rp 2,27 triliun, naik 8,8% dari periode Juni 2018 sebesar Rp 2,07 triliun.
Laba bersih yang dapat diatribusikan terhadap entitas induk pada Juni 2019 sebesar Rp 382,12 miliar, terkoreksi 4,97% dari periode sama tahun lalu Rp 402,12 miliar.
(hps/tas) Next Article 3 Bulan Naik 57% & Berujung Transaksi Jumbo Saham TBIG
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular