
Asa Damai Dagang Hingga Data Ekonomi China Kerek Bursa Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengakhiri perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,59%, indeks Straits Times menguat 0,83%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,45%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham China dan Hong Kong diliburkan guna memperingati 70 tahun lahirnya Republik Rakyat China.
Asa damai dagang yang kembali membuncah menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Sebelumnya, hubungan AS-China di bidang perdagangan sempat memanas sehingga membuat asa atas damai dagang kedua negara menjadi memudar.
CNBC International melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump kini sedang mempertimbangkan langkah untuk memangkas investasi AS di China, seperti dikutip dari seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sumber tersebut menyebut bahwa salah satu opsi yang mungkin diambil adalah memblokir seluruh investasi keuangan dari AS terhadap perusahaan-perusahaan asal China. Restriksi tersebut dimaksudkan untuk melindungi investor asal AS dari risiko yang berlebihan yang mereka tanggung, seiring dengan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh China terhadap perusahaan-perusahaan di sana.
Sebelumnya, Bloomberg memberitakan bahwa para pejabat pemerintahan AS mempertimbangkan opsi untuk men-delisting perusahaan-perusahaan asal China yang melantai di AS. Langkah ini dimaksudkan guna membatasi aliran modal portofolio dari investor asal AS ke perusahaan-perusahaan asal China. Lebih lanjut, AS juga mempertimbangkan untuk melarang dana pensiun dari pegawai pemerintah untuk diinvestasikan ke pasar keuangan China.
Namun, kini asa damai dagang kembali membuncah seiring dengan klarifikasi dari Gedung Putih. Penasihat Dagang Gedung Putih Peter Navarro mengatakan pemberitaan bahwa AS sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap investasi di perusahaan asal China tidaklah akurat.
Sebagai informasi, sejauh ini kedua negara masih dijadwalkan untuk menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi pada bulan ini di Washington. Melansir Bloomberg, Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertandang ke AS selepas tanggal 7 Oktober guna memimpin delegasi China.
Sebelumnya, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China akan digelar selama dua hari, yakni pada tanggal 10 dan 11 Oktober.
Lebih lanjut, rilis data ekonomi China yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham Asia. Kemarin (30/9/2019), Manufacturing PMI China periode September 2019 versi resmi pemerintah diumumkan di level 49,8, di atas konsensus yang sebesar 49,5, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sementara itu, Manufacturing PMI China periode yang sama versi Caixin diumumkan di level 51,4, di atas konsensus yang sebesar 50,2, juga dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat