Gelombang Demo Bikin Pasar Keuangan Tanah Air Terkapar

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 September 2019 10:44
Gelombang Demo Bikin Pasar Keuangan Tanah Air Terkapar
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kurun waktu sepekan terakhir, Indonesia mengalami berbagai guncangan. Gelombang demo dari mahasiswa menyisakan minggu kelabu bagi pasar keuangan tanah air.

Dalam sepekan terakhir, IHSG mencatatkan pelemahan yang cukup dalam yaitu 0,55%. Pelemahan IHSG juga kompak diikuti oleh bursa Asia lainnya. Indeks Hang Seng anjlok 1,82%, indeks Nikkei anjlok 0,91%, indeks Strait Times jatuh 1,2% dan yang paling parah indeks Kospi ditutup memerah, amblas 1,99% dalam seminggu ini. Performa indeks Amerika juga mengalami hal yang sama. Indeks saham Dow Jones terkoreksi 0,43%, S&P 500 melemah 1,01% dan Nasdaq composite amblas 2,19%.

Kekompakan bursa Asia untuk memerah pada minggu ini masih diliputi oleh berbagai sentimen global terutama masalah resesi yang sudah mulai terjadi berbagai negara dan juga ketidakpastian global lainnya seperti kelanjutan negosiasi perang dagang AS-China.

Koreksi IHSG dalam sepekan terakhir memang tidak separah performa indeks lain di bursa Asia. IHSG sempat ditutup menguat pada Kamis (26/9/2019) ke level 6.230,334. Namun harus kembali terkapar pada penutupan perdagangan hari Jumat kemarin ke level 6.196,889. IHSG sempat anjlok hingga 1,1% minggu ini pada 24 September lalu.





Anjloknya IHSG ditanggal tersebut tidak terlepas dari adanya gelombang demo dari mahasiswa yang menolak adanya revisi UU KPK, RKUHP dan sederet aturan undang-undang lain yang dinilai mencederai demokrasi seperti UU Pertanahan, UU Ketenagakerjaan hingga UU PKS.

Tanggal 24 September memang jadi tanggal yang bersejarah bagi Indonesia di tahun ini. Tentu kita masih ingat di tanggal itu ribuan mahasiswa berbondong-bondong turun ke jalan raya menyerbu gedung DPR/MPR di kompleks Senayan. Mahasiswa dengan beragam jaket almamater memadati sepanjang jalan di kompleks Senayan untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa di Jakarta saja. Mahasiswa dari berbagai daerah lain juga melakukan hal yang sama pada 24 September lalu. Aksi gelombang demo ini terjadi di kota-kota besar lain seperti Bandung, Semarang, Malang hingga Indonesia bagian timur yaitu Makassar. Hampir semua demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah diwarnai dengan aksi kericuhan.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Aksi gelombang demo yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut telah menyebabkan stabilitas politik tanah air terguncang. Ketika stabilitas politik terguncang maka kepercayaan investor jadi berkurang. Akhirnya investor terutama investor asing angkat kaki dari Indonesia.

Buktinya sehari setelah gelombang demo terjadi, asing membukukan aksi jual bersih atau net sell saham-saham tanah air sebesar Rp. 423,53 miliar di pasar reguler pada akhir sesi satu perdagangan bursa. Aksi jual bersih ini tentu menyisakan koreksi bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sebenarnya dalam periode 10 hari sejak tanggal 12-25 September,  investor asing sudah angkat kaki dari bursa saham tanah air. Pada periode tersebut asing telah membukukan aksi jual bersih dengan nilai yang fantastis yaitu Rp. 5,1 triliun. Walau pada tanggal 26 September asing membukukan beli bersih, tetapi selang sehari setelahnya kembali membukukan jual bersih. Alhasil tidak ada happy weekend untuk pasar saham tanah air.

Kondisi yang tak jauh beda juga dialami oleh mata uang Garuda. Rupiah kembali terpuruk. Melansir data Refinitiv dalam seminggu terakhir, rupiah cenderung diperdagangkan melemah terhadap dolar di pasar spot. Rupiah menjadi mata uang benua kuning dengan performa paling buruk dalam seminggu terakhir.

 

 

Sejak tanggal 20-27 September, rupiah telah mencatatkan pelemahan sebesar 0,78%. Mata uang dengan performa terburuk kedua di Asia diduduki oleh Won yang harus melemah 0,67%. Sedikit lebih baik daripada rupiah. Dolar Hong Kong menjadi mata uang dengan koreksi yang paling tipis dibandingkan dengan mata uang benua Asia lainnya. Rupee kali ini menjadi jawaranya mata uang di benua Asia lantaran menguat sebesar 0,8%. Memang tampaknya takdir happy weekend untuk pasar keuangan tanah air tidak datang di minggu ini. Ya kita nikmati saja dulu lah.


(TIM RISET CNBC INDONESIA)


(twg/twg) Next Article Bursa Saham RI Kalah Saing dari Vietnam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular