
Siap Rights Issue 5 Miliar Unit, Saham APLN Terjerembab!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 5 miliar saham, dengan nominal Rp 100/saham.
Dalam prospektus yang disampaikan perusahaan pada Jumat ini (27/9/2019), manajemen APLN menyatakan dana dari PUT tersebut akan digunakan untuk membayar seluruh atau sebagian kewajiban dan modal kerja perseroan.
Kendati demikian, perseroan belum menentukan harga pelaksanaan rights issue tersebut. Mengacu data perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat pagi ini, saham APLN terkoreksi 3,62% di level Rp 266/saham dan year to date saham APLN amblas 75%.
Secara rata-rata, harga saham APLN bergerak di level Rp 269/saham. Jika mengasumsikan harga pelaksanaan di level rata-rata ini, ada kemungkinan penerbitan saham baru berpotensi mencapai Rp 1,35 triliun.
"[Namun] jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut, bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan penawaran umum terbatas I," tulis manajemen APLN.
Menurut manajemen, rencana PUT tersebut terlebih dahulu akan dimintakan persetujuan kepada pemegang saham perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 November 2019. "Dengan adanya peningkatan modal, maka perseroan akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya."
Dalam rights issue ini, bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka terdapat potensi dilusi maksimum sebesar 20,52%.
Mengacu laporan keuangan APLN Juni 2019, saham pemegang saham APLN yakni PT Indofica 80,42%, Trihatma Kusuma Haliman (pemilik) 3,21%, direksi dan komisaris 0,03%, dan publik 16,34%.
Adapun jumlah liabilitas APLN pada Juni 2019 total sebesar Rp 16,61 triliun, di antaranya terdiri dari utang bank jangka panjang Rp 3,8 triliun, utang obligasi Rp 4,2 triliun, dan utang pihak ketiga Rp 1 triliun. Ekuitas perusahaan pada periode Juni itu yakni sebesar Rp 12,22 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis malam, manajemen APLN juga mengungkapkan bahwa perusahaan memperoleh pendanaan senilai maksimal US$ 127 juta atau Rp 1,77 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Fasilitas ini diperoleh dari Credit Opportunities II Pte. Limited dan kreditor lain yang difasilitasi oleh Madison Pacific Trust Limited. Perjanjian ini telah ditandatangani oleh seluruh pihak pada 24 September 2019.
Untuk memperoleh fasilitas ini perusahaan menjaminkan asetnya, Mal Central Park yang terdiri dari sertifikat hak milik atas rumah susun, piutang, pembayaran asuransi dan pengalihan perjanjian serta jaminan gadai atas rekening para pemegang obligasi senilai total Rp 550 miliar dan pinjaman dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII).
Kemudian, perseroan juga akan mendapat dana senilai Rp 800 miliar dari penerbitan saham baru rights issue yang akan dimintai persetujuan RUPSLB tersebut.
Pemegang saham pengendalinya, yakni Indofica dan pemegang saham lain, Trihatma Kusuma Haliman telah berkomitmen untuk menyerap saham baru tersebut. Komitmen ini ditunjukkan dengan pembayaran uang muka setoran modal oleh keduanya.
Laju saham properti lapis kedua lebih legit
(tas/hps) Next Article Peringkat Utang APLN Turun
