Utang Menumpuk, WSKT Percepat Tarik Piutang & Jual Ruas Tol

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 September 2019 15:38
Salah satunya dengan mempercepat pencairan piutang turnkey serta penjualan konsesi jalan tol dan sebagian dananya akan digunakan untuk menutup utang.
Foto: Monica Wareza
Jakarta, CNBC Indonesia - Demi menjaga keuangan tetap sehat PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan melakukan beberapa strategi. Salah satunya dengan mempercepat pencairan piutang turnkey serta penjualan konsesi jalan tol dan sebagian dananya akan digunakan untuk menutup utang.

Total utang WSKT melonjak tinggi menjadi Rp. 103,7 triliun per Juni 2019 atau naik 970 persen dibandigkan tahun 2014 sebesar Rp. 9,7 triliun.

Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan membenarkan jika utang WSKT meningkat, tapi menurutnya utang bukanlah sesuatu hal yang buruk, karena perusahaan harus berani tumbuh. Pendanaan tinggi, laba tinggi, sementara dalam berbisnis tidak semuanya menggunakan modal sendiri.

"Lini bisnis WSKT selama empat tahun lalu banyak investasi di Jalan Tol. Tentu kalau ini banyak modal membangun, pengembalian investasi jalan tol paling tidak tujuh tahun. Nah ini membutuhkan modal kerja yang besar sehingga ekuitas tinggi," ungka Haris dalam acara Ngopi Bersama Waskita Karya di Warung Nongkrong, Kompleks Kementrian BUMN Kamis (26/9/2019).

Lebih lanjut dirinya mengatakan penjualan konsesi tahun ini ada 5 ruas, dan 2 di antaranya sudah advance tinggal klik saja. Dirinya belum bisa mengumumkan karena WSKT merupakan perusahaan publik. Jika kontrak belum ditandatangani belum bisa disampaikan ke publik.

"Tinggal penawaran terakhir mereka lalu tanda tangan," kata Haris.

Sebelumnya diketahui proses penjualan dua tol tersebut dilakukan kepada perusahaan asal Hong Kong. Dua ruas yang santer disebut-sebut adalah Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono.

Waskita Karya juga akan melakukan proses divestasi dua ruas jalan tol setiap tahunnya. Saat ini, ada tiga ruas tol lagi yang sedang dalam penjajakan divestasi, namun diproyeksi belum bisa dirampungkan tahun ini.

Terkait utang perseroan yang mingkat hampir 10 kali dalam 5 tahun terakhir tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Haris tolok ukur kesehatan utang bisa dilihat dari penyaluran kredit perbankan kepada perseroan.

"Jika perbankan masih mau menyalurkan kredit artinya perusahaan masih sehat. Dalam membandingkan utang harus apple to apple, jika WSKT punya utang ke vendor, WSKT juga masih punya piutang karena proyeknya turnkey," jelas Haris.

Jumlah piutang yang diproyeksikan cair tahun ini sebesar Rp 36 triliun. "Kami sih tenang-tenang saja. Yang menjadi tolok ukur bank kalau nggak kasih kredit itu yang bahaya. Kalau bahaya nggak mungkin BNI kasih pinjam, nanti saya mau pinjam 1 triliun," jelasnya.

Hal senada disampaikan Direktur Operasi II Waskita Karya Bambang Rianto. Dana turnkey tahun ini Rp 36 triliun, sekitar 60% adalah utang jangka pendek dengan skema rollover. Dia tidak perlu dilunasi, tapi begitu rollover utangnya di perpanjang lagi.

"Kurang lebih 40 pesen yang akan kita buat skema, bisa pelunasan dari pencairan proyek turnkey dan yang kedua adalah refinancing dari hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang. (*)
(hps/hps) Next Article Jaga Kepercayaan Publik, Waskita Berkomitmen Perkuat Tata Kelola

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular