Donald Trump Mau Dilengserkan, Wall Street Masih akan Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 September 2019 18:03
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (25/9/2019).
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (25/9/2019). Hingga pukul 17:30 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 12 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 22 poin.

Wall Street masih akan melemah pasca kemarin (24/9/2019) sudah mencatatkan koreksi: indeks Dow Jones turun 0,53%, indeks S&P 500 jatuh 0,84%, dan indeks Nasdaq Composite ambruk 1,46%.

Sejatinya, ada perkembangan yang positif terkait dengan perang dagang AS-China yang bisa memantik aksi beli di bursa saham AS. Pemberitaan dari Bloomberg menyebut bahwa China kini tengah bersiap untuk meningkatkan pembelian daging babi asal AS.

Saat ini, perusahaan-perusahaan asal China telah menanyakan harga kepada eksportir daging babi asal AS seperti Smithfield Foods dan Tyson Foods, seperti dilansir oleh Bloomberg dari sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut. Hingga saat ini, volume pembelian belum difinalisasikan, namun sumber tersebut menyebut bahwa jumlahnya bisa jadi berada di kisaran 100.000 ton, di mana sebagian akan dialokasikan untuk keperluan cadangan. 

Sejatinya, pembelian daging babi asal AS dengan volume yang lebih besar tersebut datang kala China selaku negara konsumen daging babi terbesar dunia memang membutuhkan pasokan tambahan. Pada tahun ini, harga daging babi di China telah meroket lebih dari 70% seiring dengan merebaknya wabah flu babi Afrika.

Namun, keputusan dari China ini juga dipandang sebagai etikat baik dari Beijing menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara yang rencananya akan digelar sekitar tanggal 10 Oktober.

Sentimen negatif bagi bursa saham AS datang dari langkah Partai Demokrat yang telah secara resmi mengumumkan penyelidikan guna melengserkan Presiden AS Donald Trump. Langkah tersebut diumumkan kemarin oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi, pasca dirinya melakukan pertemuan tertutup dengan para pembuat kebijakan dari Partai Demokrat.

Rencana tersebut didasari oleh skandal yang melibatkan Trump. Diduga, Trump telah menyalahgunakan kekuasannya sebagai presiden dengan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden. Saat ini, Joe Biden sedang mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Pelosi mengatakan bahwa tindakan Trump tersebut telah membahayakan keamanan nasional dan melanggar konstitusi AS.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi AS yang mengecewakan ikut memantik aksi jual di bursa saham Negeri Paman Sam. Kemarin, indeks keyakinan konsumen periode September 2019 diumumkan di level 125,1 oleh The Conference Board, jauh di bawah konsensus yang berada di level 134,1, seperti dilansir dari Forex Factory.

Mengingat lebih dari setengah perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, rilis data indeks keyakinan konsumen akan mampu memberikan petunjuk mengenai laju perekonomian AS di masa depan.

Dengan indeks keyakinan konsumen yang begitu rendah pada bulan September, dikhawatirkan masyarakat AS akan membatasi konsumsinya di masa depan dan membuat perputaran roda ekonomi menjadi lebih lambat.

Pada pukul 19:00 WIB, Charles Evan selaku Federal Reserve Bank of Chicago President dijadwalkan untuk berbicara mengenai prospek perekonomian dan kebijakan moneter dalam gelaran Lake Forest Rotary Club Economic Breakfast.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular