
Terungkap! BI Sebut Demo Bawa Rupiah Melemah ke Rp 14.100/US$
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 September 2019 14:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan beberapa hari ini. Bahkan hingga pukul 14.45 WIB nilai rupiah vs dolar AS berada di level Rp 14.140/US$ melemah 0,21% dari hari sebelumnya.
Deputi Gubernur SeniorĀ Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan nilai rupiah ini melemah dikarenakan faktor eksternal.
"Rupiah melemah ke Rp 14.135/US$, kemarin sudah anteng di Rp 14.080/US$, tapi gabungan global, concern domestik, demo-demo yang kita lihat dua hari ini kok terus berlangsung menimbukan guncangan jittery di pasar keuangan kita," kata Destry di Gedung BEI, Rabu (25/9/2019).
Menurut Destry, BI terus berupaya untuk menjaga stabilitas di pasar uang dan valas. Hal ini kerap dilakukan di tengah tingginya tensi dan gejolak ekonomi global.
BI, sambung Destry juga telah melonggarkan stance kebijakan moneter dan melakukan bauran kebijakan. "Apakah moneter, atau makroprudensial, maupun sistem pembayaran yang kita kembangkan," jelasnya.
Lebih jauh Destry mengatakan, ketidakpastian cukup tinggi di tingkat global. Bahkan, ke depan, kata Destry masih akan lebih tinggi.
"Ke depan itu kondisi global masih tinggi, kita tahu trade war makin lama dampaknya makin meluas, kemudian juga geopolitik juga sangat tidak bagus saat ini," katanya.
"Kemarin ada berita di AS, ada upaya impeach Trump, itu mengubah kondisi market AS, jadi kalau kita lihat bond yield US turun jadi 1,6 karena ada ketidakpastian global."
Destry percaya, ekonomi Indonesia masih cukup kuat dan mampu mengantisipasi tekanan yang terjadi. Secara fundamental perekonomian Indonesia cukup menarik.
"Return masih menarik, makro secara fundamental masih bagus. Pertumbuhan ekonomi berada di level 5%, cukup strong. Sehingga ini akan menyebabkan inflow yang cukup besar," terangnya.
(dru/dru) Next Article Rupiah Melemah, Destry: Market Jangan Panik, Ini Sementara
Deputi Gubernur SeniorĀ Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan nilai rupiah ini melemah dikarenakan faktor eksternal.
"Rupiah melemah ke Rp 14.135/US$, kemarin sudah anteng di Rp 14.080/US$, tapi gabungan global, concern domestik, demo-demo yang kita lihat dua hari ini kok terus berlangsung menimbukan guncangan jittery di pasar keuangan kita," kata Destry di Gedung BEI, Rabu (25/9/2019).
BI, sambung Destry juga telah melonggarkan stance kebijakan moneter dan melakukan bauran kebijakan. "Apakah moneter, atau makroprudensial, maupun sistem pembayaran yang kita kembangkan," jelasnya.
Lebih jauh Destry mengatakan, ketidakpastian cukup tinggi di tingkat global. Bahkan, ke depan, kata Destry masih akan lebih tinggi.
"Ke depan itu kondisi global masih tinggi, kita tahu trade war makin lama dampaknya makin meluas, kemudian juga geopolitik juga sangat tidak bagus saat ini," katanya.
"Kemarin ada berita di AS, ada upaya impeach Trump, itu mengubah kondisi market AS, jadi kalau kita lihat bond yield US turun jadi 1,6 karena ada ketidakpastian global."
Destry percaya, ekonomi Indonesia masih cukup kuat dan mampu mengantisipasi tekanan yang terjadi. Secara fundamental perekonomian Indonesia cukup menarik.
"Return masih menarik, makro secara fundamental masih bagus. Pertumbuhan ekonomi berada di level 5%, cukup strong. Sehingga ini akan menyebabkan inflow yang cukup besar," terangnya.
(dru/dru) Next Article Rupiah Melemah, Destry: Market Jangan Panik, Ini Sementara
Most Popular