Ulasan Teknikal Saham

Harga Emas Melambung, Pantaskah Saham ANTM Dilirik?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 September 2019 13:06
Hal ini membuat investor global beralih kepada instrumen yang mampu dianggap sebagai pengaman harta (safe haven) seperti emas.
Foto: Pengoperasian Listrik di Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar) (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi perekonomian global semakin tidak menentu karena dipengaruhi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang saling menaikkan tarif perdagangan. Hal ini membuat investor global melirik emas karena dianggap mampu menjalankan fungsi sebagai pengaman harta (safe haven).

Hal ini berdampak positif bagi emiten tambang emas yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang sahamnya naik karena ikut diburu. Hingga bursa saham sesi I, saham ANTM masih stagnan pada harga Rp 1.020/saham, dengan nilai transaksi mencapai 32,08 juta unit senilai Rp 32,74 miliar. Namun, sejak awal tahun ANTM mengalami apresiasi harga sebesar 33%.

Secara teknikal, saham ANTM terlihat tertekan dalam jangka pendek karena harganya masih bergerak di bawah nilai rata-rata nilainya selama lima hari terakhir (moving average/MA5).

Ada potensi harga sahamnya mengalami pembalikan arah (technical rebound) menjadi naik, mengingat harganya bergerak di level bawah atau support level di Rp 1.000/saham. Selain itu, indikator stochastic slow menunjukkan bahwa saham tersebut sudah mencapai level jenuh belinya (oversold) sehingga potensi naiknya lebih besar.

Sumber: Refinitiv

Seperti diketahui, Presiden Donald Trump dalam pidatonya di Majelis Umum PBB kembali mengkritisi praktik atau cara-cara Negeri Tiongkok dalam berdagang. Trump juga mengatakan dirinya tidak akan menerima 'kesepakatan buruk' dalam negosiasi dagang dengan China. Sejauh ini Trump memang masih mempertahankan posisi yang cukup agresif.

Trump juga sedang mendapat dorongan pemakzulan dari DPR, karena dicurigai meminta bantuan Ukraina untuk mencoreng saingannya yakni mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dari Partai Demokrat.

Kegaduhan politik di AS tersebut sempat menekan dolar index (DXY) hingga ke level 98,4 dan membuat emas menyentuh level $US 1.535/troy ounce.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular