
Eropa Resesi & Ekonomi AS Lemah, Bursa Singapura Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 September 2019 08:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka terkoreksi pada perdagangan hari ini (25/9/2019) seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang buruk dan adanya tuduhan penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden AS Donald Trump.
Indeks Straits Times dibuka melemah 0,47% ke level 3.140,49, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 4 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 21 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Negeri Paman Sam jatuh di bulan September menjadi 125,1 poin dari sebelumnya 134,2 poin di bulan Agustus. Capaian tersebut juga jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar yang ada di 133,5 poin, dilansir dari Trading Economics.
Analis dari The Conference Board mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan perang dagang dan pengenaan tarif baru tampaknya mengguncang konsumen, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut dalam pidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly), Trump memberikan teguran keras pada praktik perdagangan Beijing dan mengatakan dia tidak akan menerima 'kesepakatan buruk' dalam negosiasi dagang dengan Negeri Tiongkok.
Pidato Trump berpotensi membuat China kesal dan tidak menutup kemungkinan Negeri Tiongkok akan mengirimkan teguran atau kecaman kepada Washington.
"Pidato Trump penuh dengan kata-kata sensitif untuk Cina - praktik perdagangan, mat uang, kebebasan beragama, dan sebagainya. Tidak sulit membayangkan itu akan membuat China kesal," kata Daisuke Uni, Kepala Strategi di Sumitomo Mitsui Bank, dilansir dari Reuters.
"Di masa lalu, Cina beraksi terhadap tekanan perdagangan ari AS dengan melemahkan yuan. Tampaknya kami akan melihat pengaturan yang sama lagi," tambahnya.
Di lain pihak, investor juga diselimuti kekhawatiran setelah ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi telah secara resmi mengambil langkah pendakwaan atas Presiden ke-45 AS karena dituduh menggunakan kekuasaannya untuk mendorong Ukraina menyelidiki keluarga Joe Biden, salah satu rival dalam pemilu presiden AS tahun depan, dilansir dari CNBC International.
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional kita dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi dalam sambutannya kepada negara.
Sebagai tanggapan terhadap Pelosi, Trump menyebut langkah penyelidikan sebagai upaya lainnya dari Demokrat untuk menargetkannya secara tidak adil dan mengalihkan perhatian dari keberhasilannya selama menjabat.
Ketidakpastian politik di Negeri Paman Sam langsung membuat Wall Street amblas dan sepertinya sentimen tersebut juga menjalar ke benua kuning, tidak terkecuali Singapura.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Data China Penuh Kejutan, Straits Times untuk Sementara Hijau
Indeks Straits Times dibuka melemah 0,47% ke level 3.140,49, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 4 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 21 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Negeri Paman Sam jatuh di bulan September menjadi 125,1 poin dari sebelumnya 134,2 poin di bulan Agustus. Capaian tersebut juga jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar yang ada di 133,5 poin, dilansir dari Trading Economics.
Lebih lanjut dalam pidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly), Trump memberikan teguran keras pada praktik perdagangan Beijing dan mengatakan dia tidak akan menerima 'kesepakatan buruk' dalam negosiasi dagang dengan Negeri Tiongkok.
Pidato Trump berpotensi membuat China kesal dan tidak menutup kemungkinan Negeri Tiongkok akan mengirimkan teguran atau kecaman kepada Washington.
"Pidato Trump penuh dengan kata-kata sensitif untuk Cina - praktik perdagangan, mat uang, kebebasan beragama, dan sebagainya. Tidak sulit membayangkan itu akan membuat China kesal," kata Daisuke Uni, Kepala Strategi di Sumitomo Mitsui Bank, dilansir dari Reuters.
"Di masa lalu, Cina beraksi terhadap tekanan perdagangan ari AS dengan melemahkan yuan. Tampaknya kami akan melihat pengaturan yang sama lagi," tambahnya.
Di lain pihak, investor juga diselimuti kekhawatiran setelah ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi telah secara resmi mengambil langkah pendakwaan atas Presiden ke-45 AS karena dituduh menggunakan kekuasaannya untuk mendorong Ukraina menyelidiki keluarga Joe Biden, salah satu rival dalam pemilu presiden AS tahun depan, dilansir dari CNBC International.
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional kita dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi dalam sambutannya kepada negara.
Sebagai tanggapan terhadap Pelosi, Trump menyebut langkah penyelidikan sebagai upaya lainnya dari Demokrat untuk menargetkannya secara tidak adil dan mengalihkan perhatian dari keberhasilannya selama menjabat.
Ketidakpastian politik di Negeri Paman Sam langsung membuat Wall Street amblas dan sepertinya sentimen tersebut juga menjalar ke benua kuning, tidak terkecuali Singapura.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Data China Penuh Kejutan, Straits Times untuk Sementara Hijau
Most Popular