
Asa Damai Dagang Mencuat Lagi, Wall Street Akan Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street diprediksi akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (24/9/2019). Hingga pukul 18:30 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 113 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 14 dan 41 poin.
Asa damai dagang AS-China yang kembali mencuat menjadi faktor yang melandasi aksi beli di bursa saham AS. Pada pagi hari ini waktu Indonesia ketika perdagangan di bursa saham AS sudah ditutup, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa batalnya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS merupakan inisiasi dari pihak AS.
"Itu sebenarnya merupakan permintaan dari kami sehingga mereka menundanya (kunjungan ke ladang pertanian di AS)," kata Mnuchin, dilansir dari CNBC Internasional.
Mantan bankir Goldman Sachs tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak China akan menjadwalkan ulang kunjungan ke ladang pertanian di AS.
"Mereka akan mengatur ulang kunjungan itu untuk lain waktu. Waktunya tidak pas, tetapi itu murni karena permintaan kami."
Sekadar mengingatkan, dalam 2 hari perdagangan terakhir (Jumat, 20/9/2019 dan Senin, 23/9/2019), Wall Street mendapatkan tekanan dari kekhawatiran bahwa AS dan China akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Kekhawatiran tersebut muncul pasca delegasi China membatalkan kunjungan ke ladang pertanian di AS. Sejatinya, kunjungan tersebut dijadwalkan pasca kedua belah pihak selesai melakukan perbincangan selama dua hari di Washington pada hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat.
Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.
Pelaku pasar berspekulasi bahwa perbincangan di Washington tak berlangsung dengan mulus sehingga delegasi China memilih untuk kembali ke negara asalnya lebih cepat dari yang dijadwalkan.
![]() |
Namun, kini semuanya sudah jelas. Sebelum Mnuchin menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, pihak China sudah terlebih dulu mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung dengan konstruktif, dilansir dari Bloomberg.
Selain karena asa damai dagang AS-China yang kembali mencuat, aksi beli di pasar saham AS juga dilakukan merespons rilis data ekonomi AS yang menggembirakan.
Kemarin (23/9/2019), pembacaan awal atas data Manufacturing PMI periode September 2019 diumumkan oleh IHS Markit di level 51, menandai ekspansi aktivitas manufaktur tercepat dalam lima bulan. Pada bulan Agustus, Manufacturing PMI AS berada di level 50,3.
Tak hanya aktivitas di sektor manufaktur, aktivitas di sektor jasa AS juga tercatat menggeliat. Pembacaan awal atas data Services PMI periode September 2019 diumumkan oleh IHS Markit di level 50,9, lebih tinggi dibandingkan capaian pada bulan Agustus di level 50,7.
Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis data indeks keyakinan konsumen periode September 2019 oleh The Conference Board. Data ini akan dirilis pada pukul 21:00 WIB.
Mengingat lebih dari setengah perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, rilis data indeks keyakinan konsumen akan mampu memberikan petunjuk mengenai laju perekonomian AS di masa depan.
Tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article AS-China Siap Berunding, Malam Ini Dow Jones Loncat 300 Poin!