Asing Kabur, 4 Saham BUMN Tambang Berguguran!

tahir saleh, CNBC Indonesia
24 September 2019 11:42
Sebanyak empat saham pertambangan migas, batu bara dan mineral milik BUMN amblas.
Foto: PTBA/Bukitasam.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak empat saham pertambangan migas, batu bara dan mineral milik BUMN amblas jelang penutupan sesi I, Selasa (24/9/2019) di tengah aksi jual investor asing atas saham-saham tersebut.

Data perdagangan pukul 11.32 WIB, keempat saham itu yakni PT Timah Tbk (TINS) yang sahamnya anjlok 4,13% di level Rp 1.045/saham dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) jeblok 3,79% di level Rp 1.015/saham.

Dua saham lainnya yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) amblas 3,33% di level Rp 2.320/saham dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terkoreksi 3,07% di level Rp 2.210/saham.


Kejatuhan saham-saham BUMN tambang ini terjadi di tengah jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi siang yakni hingga -1,21% di posisi 6.131.74. Bahkan investor asing hari ini sudah mencatatkan net sell alias keluar sebesar Rp 485 miliar di semua pasar.

Khusus saham TINS memang masih terjadi net buy (beli bersih) asing, tapi tiga saham BUMN lainnya terjadi aksi jual. Saham ANTM terjadi aksi jual asing sebesar Rp 996,15 juta, PTBA dijual asing Rp 22,53 miliar, PGAS juga dilepas Rp 11,82 miliar.

Aksi lepas asing ini terjadi di tengah aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR dari kalangan mahasiswa, aktivis, dan para petani, yang menolak revisi RUU KPK dan KUHP. Aksi unjuk rasa ini memberikan sentimen pada persepsi investor di pasar modal.

Di sisi lain, harga komoditas batu bara hari ini juga harus kembali terkapar di tengah bakal digelarnya pertemuan PBB. Senin kemarin harga batu bara acuan ICE Newcastle ditutup di US$ 67,8/metrik ton. Turun cukup dalam, mencapai 1,6%. Harga batu bara terus turun sejak 16 September.



Harga batu bara harus kembali terkoreksi seiring dengan lemahnya permintaan dan tingginya. Selain itu pertemuan PBB yang digelar kemarin juga kembali menjadi sentimen yang kembali mengerek harga batu bara kembali turun.

PBB menggelar pertemuan dengan berbagai pemimpin dunia untuk membahas tentang isu perubahan iklim. Dalam pertemuan yang bertajuk UN Climate Action Summit tersebut, Sekjen PBB menyampaikan bahwa harus ada komitmen yang benar-benar konkret untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Pada dasarnya pertemuan tersebut diselenggarakan untuk kembali menekankan pada Perjanjian Paris 2015. Perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh 55 negara yang mewakili 55% emisi gas rumah kaca.


(tas/hps) Next Article Pengumuman! Laba PTBA Lompat 58% Jadi Rp12 T di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular