Perang Dagang Memudar, Bursa Tokyo Dibuka Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Tokyo dibuka menguat pada perdagangan Selasa ini (24/9/19) setelah melalui pekan penuh gejolak selama seminggu lalu di Jepang. Kenaikan bursa saham Negeri Matahari Terbit ini juga sedikit dipengaruhi penutupan Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang flat.

Data perdagangan mencatat, indeks acuan Nikkei 225 naik 0,18% atau 38,84 poin menjadi 22.117,93 pada awal perdagangan, sementara indeks Topix dengan konstituen yang lebih luas naik 0,33% atau 5,32 poin.

Kenaikan di Bursa Tokyo juga tampaknya dipengaruhi oleh kabar baik yang hadir dari hubungan dagang AS-China. Pihak China dikabarkan telah setuju untuk membeli 10 muatan kedelai AS sekitar 600.000 ton, setelah kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia itu melakukan negosiasi perdagangan pekan lalu.

Baca: Trump Syok! China Tak Batalkan Kunjungan ke Pertanian AS

Kedua belah pihak juga sama-sama mengatakan bahwa hasil perundingan 2 hari di Washington cukup baik dan konstruktif.

Lebih lanjut, kabar batalnya kunjungan pihak China ke beberapa wilayah pertanian AS juga telah diklarifikasi oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

CNBC International melaporkan bahwa Mnuchin mengatakan pejabat AS lah yang meminta anggota delegasi perdagangan China untuk membatalkan tur pertanian yang telah dijadwalkan. Namun, Mnuchin juga mengatakan bahwa kunjungan akan dijadwalkan ulang.

"Itu sebenarnya atas permintaan kami, mereka menunda itu." kata Mnuchin. "Jadi, kami tidak ingin ada kebingungan. Mereka sudah mulai membeli pertanian. Mereka akan menjadwal ulang itu pada waktu yang berbeda. Waktunya tidak cocok. Tapi itu, itu murni atas permintaan kami."

Foto: Mnuchin/CNBC Indonesia TV

Semalam di Wall Street, bursa saham AS mengakhiri hari perdagangan dengan sedikit perubahan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik hanya 14,92 poin menjadi 26.949,99 sementara S&P 500 tepat di bawah garis flat di 2.991,77. Indeks Nasdaq Composite merosot hampir 0,1% menjadi 8.112,46.

Baca: TBIG RIlis Obligasi, Inalum Bakal Serap Divestasi Vale?

(tas) Next Article Diguyur Rencana AS-China, Bursa Tokyo Dibuka Menguat