
Gara-gara Kabut Asap, Produksi CPO Astra Agro Terancam Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana kabut asap yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan, ternyata tak hanya berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, tapi juga mengganggu aktivitas operasional sejumlah perusahaan kelapa sawit yang bermukim di wilayah yang berdekatan dengan titik asap.
Satu di antaranya anak usaha bisnis sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI). Manajemen AALI mengungkapkan kabut asap ini berdampak pada pekerja lapangan perusahaan.
Namun demikian perusahaan sudah mengantisipasi kondisi tersebut dengan melakukan pencegahan dan pemadaman api.
"Secara umum pasti ada dampaknya, karena pekerja kami juga mengalami langsung kabut asap yang terjadi," kata Santosa, Direktur Utama Astra Agro kepada CNBC Indonesia, Senin (23/9/2019).
"Namun khusus di Astra Agro, sejak bulan lalu sudah mengantisipasi dengan aktivitas bersama dengan Masyarakat Peduli Api di sekitar operasional kami bersama-sama melakukan berbagai aktifitas pencegahan maupun pemadaman bila ada titik-titik api di sekitar area kami walaupun di luar konsesi kebun kami," katanya.
Kondisi ini diperparah dengan cuaca kering yang berkepanjangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Justru, cuaca kering ini yang akan berdampak pada produksi sawit jika terjadi dalam jangka menengah.
"Sejauh ini dampaknya belum signifikan tapi apabila cuaca kering berkepanjangan tentu dalam jangka menengah akan berpengaruh pada produksi," terang dia.
Untuk itu, diperkirakan tahun ini total produksi Astra Agro akan turun ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, total realisasi produksi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencapai 1,9 juta ton, sedangkan tahun ini diprediksi hanya sebesar 1,8 juta ton.
"Dibanding tahun lalu memang prediksi kami tahun ini sedikit lebih rendah karena cuaca tahun ini memang relatif lebih kering, tahun lalu cuaca lebih kondusif," imbuhnya.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan per 16 September 2019 pukul 16.00 WIB mencatat setidaknya 144.219 ribu warga di Sumatera dan Kalimantan terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Adapun, kota Palembang menjadi kota dengan penderita ISPA terbanyak yakni 76.236 penderita, periode Maret hingga September. Kedua diduduki oleh Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah penderita ISPA sebanyak 15.468 periode Juli 2019. Selanjutnya, Provinsi Riau dengan 15.346 penderita ISPA periode 1 hingga 15 September 2019.
Atasi karhutla, Malaysia bikin hujan buatan
(tas) Next Article Ukur Dampak Diskriminasi Sawit RI oleh UE Pada Kinerja AALI
