
Jawaban Astra Soal BNLI, Airbnb Go Public Tahun Depan
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 September 2019 08:13

4.DP KPR Rendah, BTN: Permintaan Properti Akan Bangkit
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menilai kebijakan Bank Indonesia dengan merelaksasi rasio loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) untuk pembiayaan kepemilikan properti bakal mendorong pertumbuhan properti di segmen pembeli pertama dan bagi pembelian untuk investasi (investment buyers).
Direktur Consumer Banking Bank BTN Budi Satria mengatakan kebijakan ini menjadi angin segar bagi sektor perbankan karena pembiayaan untuk kepemilikan properti, baik rumah tapak, rumah tinggal maupun rumah kantor (rukan) dan rumah toko (ruko).
Hal ini akan berdampak mempermudah masyarakat untuk mengakses pembiayaan perumahan.
"Relaksasi LTV ini akan berpengaruh tidak hanya bagi pembeli rumah pertama, tapi juga investment buyers karena dapat dengan mudah dan cepat membeli properti kedua, ketiga dan seterusnya untuk dijadikan portofolio investasi," kata Budi dalam siaran persnya, Jumat (20/9/2019).
5.Airbnb Bakal Go-Public Tahun 2020
Layanan penyewaan rumah Airbnb berencana go-public di tahun 2020. Langkah ini akan membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan high-profil yang akan melangkah ke bursa tahun depan.
Kabar ini diposting Airbnb di situs webnya pada hari Kamis (19/9/19). Namun, sebagaimana dikutip dari Reuters, Airbnb tidak memberikan rincian tentang bagaimana rencana listing akan dilakukan, meskipun diperkirakan secara direct-listing.
Beberapa start-up telah melakukan listing saham tahun ini, termasuk Uber dan Lyft Inc. Tetapi saham mereka bernasib buruk setelah peluncuran karena investor mulai meragukan profitabilitas ke depannya.
Pemilik WeWork, The We Company, juga telah menunda IPO setelah mendapat tanggapan yang kurang baik dari para investor.
Meskipun demikian, analis mengatakan Airbnb mungkin menerima sambutan yang lebih hangat dari investor ketika melantai di pasar saham, mengingat kinerja keuangannya tampak lebih stabil daripada unicorn baru-baru ini yang telah go public.
(sef/sef)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menilai kebijakan Bank Indonesia dengan merelaksasi rasio loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) untuk pembiayaan kepemilikan properti bakal mendorong pertumbuhan properti di segmen pembeli pertama dan bagi pembelian untuk investasi (investment buyers).
Direktur Consumer Banking Bank BTN Budi Satria mengatakan kebijakan ini menjadi angin segar bagi sektor perbankan karena pembiayaan untuk kepemilikan properti, baik rumah tapak, rumah tinggal maupun rumah kantor (rukan) dan rumah toko (ruko).
Hal ini akan berdampak mempermudah masyarakat untuk mengakses pembiayaan perumahan.
"Relaksasi LTV ini akan berpengaruh tidak hanya bagi pembeli rumah pertama, tapi juga investment buyers karena dapat dengan mudah dan cepat membeli properti kedua, ketiga dan seterusnya untuk dijadikan portofolio investasi," kata Budi dalam siaran persnya, Jumat (20/9/2019).
5.Airbnb Bakal Go-Public Tahun 2020
Layanan penyewaan rumah Airbnb berencana go-public di tahun 2020. Langkah ini akan membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan high-profil yang akan melangkah ke bursa tahun depan.
Kabar ini diposting Airbnb di situs webnya pada hari Kamis (19/9/19). Namun, sebagaimana dikutip dari Reuters, Airbnb tidak memberikan rincian tentang bagaimana rencana listing akan dilakukan, meskipun diperkirakan secara direct-listing.
Beberapa start-up telah melakukan listing saham tahun ini, termasuk Uber dan Lyft Inc. Tetapi saham mereka bernasib buruk setelah peluncuran karena investor mulai meragukan profitabilitas ke depannya.
Pemilik WeWork, The We Company, juga telah menunda IPO setelah mendapat tanggapan yang kurang baik dari para investor.
Meskipun demikian, analis mengatakan Airbnb mungkin menerima sambutan yang lebih hangat dari investor ketika melantai di pasar saham, mengingat kinerja keuangannya tampak lebih stabil daripada unicorn baru-baru ini yang telah go public.
Pages
Most Popular