
Produksi Minyak Arab Saudi Segera Pulih, Riyal Malah KO

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang riyal Arab Saudi akhirnya melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (18/9/19) setelah menguat dua hari beruntun. Riyal melemah 0,24% ke level Rp 3.747 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam dua hari terakhir riyal menguat 0,94%.
Kabar bagus datang dari produksi minyak Arab Saudi yang diperkirakan akan pulih di akhir September. Sebelumnya serangan drone atas dua fasilitas minyak milik Arab Saudi membuat tingkat produksinya turun 50%. Target pemulihan produksi tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman.
Pangeran Abdulaziz juga menegaskan pemerintah akan mengeluarkan stok untuk menjaga pasokan di pasar. Saat ini cadangan minyak mentah Arab Saudi mencapai 193,4 juta barel. Jumlah ini dirasa cukup untuk menstabilkan harga sembari menunggu produksi kembali normal.
Kabar bagus tersebut justru membuat riyal melemah melawan rupiah pada hari ini. Rupiah memang sedang perkasa sejak pekan lalu, hanya dalam dua hari terakhir jeblok akibat serangan di Arab Saudi tersebut.
Ketika pasar finansial kembali stabil, rupiah kembali berjaya. Apalagi harapan adanya kesepakatan dagang AS-China menambah momentum penguatan Mata Uang Garuda.
Presiden Trump juga menyebar harapan akan adanya kesepakatan dagang dengan China. Trump mengatakan China membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar, dan menyatakan kesepakatan dagang kemungkinan akan tercapai sebelum Pemilu di AS tahun 2020, atau sehari setelahnya.
Delegasi dari AS dan China dikabarkan akan bertemu di Washington di pekan ini. Wakil Menteri Keuangan China Liao Min disebut akan memimpin delegasi setingkat wakil menteri tersebut. Pertemuan tersebut menjadi awal dari perundingan level lebih tinggi pada Oktober nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
