
Bukopin Rights Issue 40%, Berapa Dana yang Bisa Dihimpun?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 September 2019 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Bukopin Indonesia Tbk (BBKP) menginformasikan bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) salah satu agenda yang dibahas adalah persetujuan atas rencana perusahaan untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.
Melansir keterbukaan informasi perusahaan hari ini (17/9/2019), BBKP merencanakan untuk menerbitkan saham kelas B maksimal 40% dari jumlah saham yang ditempatkan atau setara 4,66 miliar unit saham dengan nilai nominal per unit adalah Rp 100. Dengan asumsi harga saham saat ini, yakni Rp 274/unit saham, maka perusahaan mampu menghimpun dana mencapai Rp 1,28 triliun.
Nantinya, jumlah saham pasti yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana dan harga pelaksanaan saat PUT V. Kemudian, jika terjadi perubahan jumlah maksimum saham yang diterbitkan akan diumumkan bersamaan dengan iklan panggilan RUPSLB pada 2 Oktober mendatang.
PUT V direncanakan akan dilangsungkan pada semester kedua tahun ini dengan sebelumnya mendapat pernyataan efektif terlebih dahulu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham saat pelaksanaan RUPSLB.
Dana yang terhimpun akan digunakan seluruhnya oleh perusahaan untuk keperluan modal kerja dalam rangka mendukung ekspansi dan strategi usaha ke depan.
Sebelumnya, pada 5 September 2019 BBKP mencatat efek beragun aset (EBA) pertama dengan aset dasar kredit pensiunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di mana nilai penawaran kepada investor sebesar Rp 480,4 miliar dan nilai total kredit yang dialihkan Rp 1,3 triliun.
EBA Bahana Bukopin memiliki tenor 3 tahun di mana kuponnya akan dibayarkan setiap 3 bulan sekali hingga jatuh tempo pada 4 September 2022.
Produk tersebut berasal dari kumpulan tagihan kredit pensiunan yang dialihkan dan terdiri dari tagihan pokok pinjaman selama 7 tahun senilai Rp 750 miliar dan tagihan cicilan selama 7 tahun senilai Rp 1,3 triliun.
Sebagai informasi, sepanjang paruh pertama 2019 total pendapatan bunga BBTN turun 9,13% secara tahunan menjadi Rp 3,93 triliun dari sebelumnya Rp 4,32 triliun di semester I-2018.
Lalu dikarenakan beban bunga tetap tercatat tumbuh positif (2,63% YoY) mengakibatkan kinerja laba perusahaan lebih tertekan. Alhasil, hingga akhir Juni 2019, total keuntungan yang mampu dicatatkan BBKP anjlok 53,78% secara tahunan, dari Rp 259,91 miliar menjadi Rp 120,14 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Bukopin Raih 4 Penghargaan Infobank Digital Brand Awards 2019
Melansir keterbukaan informasi perusahaan hari ini (17/9/2019), BBKP merencanakan untuk menerbitkan saham kelas B maksimal 40% dari jumlah saham yang ditempatkan atau setara 4,66 miliar unit saham dengan nilai nominal per unit adalah Rp 100. Dengan asumsi harga saham saat ini, yakni Rp 274/unit saham, maka perusahaan mampu menghimpun dana mencapai Rp 1,28 triliun.
Nantinya, jumlah saham pasti yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana dan harga pelaksanaan saat PUT V. Kemudian, jika terjadi perubahan jumlah maksimum saham yang diterbitkan akan diumumkan bersamaan dengan iklan panggilan RUPSLB pada 2 Oktober mendatang.
PUT V direncanakan akan dilangsungkan pada semester kedua tahun ini dengan sebelumnya mendapat pernyataan efektif terlebih dahulu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham saat pelaksanaan RUPSLB.
Sebelumnya, pada 5 September 2019 BBKP mencatat efek beragun aset (EBA) pertama dengan aset dasar kredit pensiunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di mana nilai penawaran kepada investor sebesar Rp 480,4 miliar dan nilai total kredit yang dialihkan Rp 1,3 triliun.
EBA Bahana Bukopin memiliki tenor 3 tahun di mana kuponnya akan dibayarkan setiap 3 bulan sekali hingga jatuh tempo pada 4 September 2022.
Produk tersebut berasal dari kumpulan tagihan kredit pensiunan yang dialihkan dan terdiri dari tagihan pokok pinjaman selama 7 tahun senilai Rp 750 miliar dan tagihan cicilan selama 7 tahun senilai Rp 1,3 triliun.
Sebagai informasi, sepanjang paruh pertama 2019 total pendapatan bunga BBTN turun 9,13% secara tahunan menjadi Rp 3,93 triliun dari sebelumnya Rp 4,32 triliun di semester I-2018.
Lalu dikarenakan beban bunga tetap tercatat tumbuh positif (2,63% YoY) mengakibatkan kinerja laba perusahaan lebih tertekan. Alhasil, hingga akhir Juni 2019, total keuntungan yang mampu dicatatkan BBKP anjlok 53,78% secara tahunan, dari Rp 259,91 miliar menjadi Rp 120,14 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Bukopin Raih 4 Penghargaan Infobank Digital Brand Awards 2019
Most Popular