Derita Rugi Rp 8,3 M, Saham Ratu Prabu Masih Terlelap

tahir saleh, CNBC Indonesia
17 September 2019 14:21
harga saham PT Ratu Prabu Tbk (ARTI) terhitung saham 'tidur'.
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penguatan harga minyak mentah dunia, harga saham PT Ratu Prabu Tbk (ARTI) terhitung saham 'tidur' setelah sahamnya tak bergerak di level Rp 50/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 392 miliar. Dalam setahun terakhir, saham ARTI tak bergerak sama sekali.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/9/2019), pukul 14.07 WIB, saham Ratu Prabu masih berkutat di Rp 50/saham alias saham gocap, dengan nilai transaksi hari ini Rp 765.000 dengan volume perdagangan 15.300 saham.

Dalam sepekan terakhir, tak ada pergerakan saham ini, begitu pun secara year to date atau tahun berjalan dan setahun terakhir.


Kinerja keuangan perusahaan yang belum pulih ini membuat saham ARTI tak beranjak di level ini. Perusahaan juga baru merilis laporan keuangan Juni 2019 atau semester I-2019.

Perseroan ternyata masih mencetak rugi mencapai Rp 8,275 miliar per Juni 2019, dibandingkan laba sebesar Rp 2,554 miliar yang dicetakn per Juni 2018. Rugi ini terjadi di tengah beban umum dan administrasi yang naik sebesar 27,6%, dari Rp 27,82 miliar menjadi Rp 35,50 miliar per Juni 2019.

Mengacu laporan keuangan per Juni 2019, pendapatan ARTI juga merosot 34,56%, dari Rp 166,47 miliar per Juni 2018 menjadi Rp 108,93 miliar. Adapun beban usaha perseroan naik 27,6% menjadi Rp 35,50 miliar, seiring dengan kenaikan beban umum dan administrasi.


Ratu Prabu Energi berdiri pada 31 Maret 1993 dengan nama PT Arona Binasejati dan bisnis awalnya bergerak dalam bidang industri manufaktur wooden furniture, yaitu industri perabot dan kelengkapan rumah tangga yang terbuat dari kayu, bambu dan rotan. Fokus awalnya menitikberatkan pada produksi furniture outdoor dengan tujuan pasar Belanda dan Kanada.

Namun kini Ratu Prabu fokus di bisnis jasa pertambangan minyak dan gas lewat anak usaha PT Lekom Maras.

Data Refinitiv mencatat, pada perdagangan Selasa pagi tadi, harga minyak jenis Brent masih naik tipis 0,1% di level US$ 68,17/barel, sementara minyak jenis light sweet turun 0,2% di level US$ 61,98/saham. Kenaikan harga minyak sejak kemarin seiring dengan terjadinya serangan di fasilitas minyak milik raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco.

Harga minyak bisa tembus US$ 100/barel, jika....

[Gambas:Video CNBC]

 

 

(tas/hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular