Data Ekonomi Memble, Bursa Saham China Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 September 2019 09:01
Bursa saham China dan Hong Kong ditransaksikan melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: Ilustrasi Bursa China (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong ditransaksikan melemah pada perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai melemah 0,23% ke level 3.023,71, sementara indeks Hang Seng jatuh 0,67% ke level 26.942,96.

Rilis data ekonomi China yang mengecewakan menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. Kemarin (16/9/2019), produksi industri China periode Agustus 2019 diumumkan hanya tumbuh sebesar 4,4% secara tahunan, di bawah konsensus yang sebesar 5,2%, seperti dilansir dari Trading Economics.

Kemudian, penjualan barang-barang ritel periode Agustus hanya tumbuh 7,5% secara tahunan, juga di bawah konsensus yang sebesar 7,9%, dilansir dari Trading Economics. Perang dagang dengan AS terlihat sudah sangat menyakiti perekonomian China.

Sejatinya, ada perkembangan yang positif terkait perang dagang AS-China, yakni Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa produk-produk agrikultur asal AS seperti kedelai dan daging babi akan dimasukkan ke dalam daftar produk yang diberikan pembebasan atas bea masuk tambahan, dilansir dari CNBC International. Hal tersebut diumumkan menjelang akhir pekan kemarin.

Pengumuman tersebut melengkapi pengumuman pada hari Rabu (11/9/2019) kala Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru.

Melansir CNBC International, ada sebanyak 16 jenis produk impor yang diberikan pembebasan oleh China, termasuk pakan ternak, obat untuk kanker, dan pelumas. Pembebasan ini akan mulai berlaku pada tanggal 17 September hingga September 2020.

Pembebasan produk agrikultur asal AS dari bea masuk tambahan diumumkan pasca Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui media sosial Twitter bahwa kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China yang sebelumnya dijadwalkan akan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober, diundur menjadi tanggal 15 Oktober.

Untuk diketahui, bea masuk yang diundur tersebut merupakan bea masuk yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 250 miliar. Pemerintahan Presiden Trump akan menaikkan bea masuk bagi produk senilai US$ 250 miliar tersebut menjadi 30%, dari yang sebelumnya 25%.

Trump mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan permintaan dari Wakil Perdana Menteri China Liu He, beserta dengan fakta bahwa tanggal 1 Oktober merupakan peringatan ke 70 tahun dari lahirnya Republik Rakyat China.

Namun apa daya, pelaku pasar kelewat pesimistis ketika melihat rilis data ekonomi China yang mengecewakan sehingga saham-saham di China dan Hong Kong menjadi sasaran jual.

Pada pukul 15:30 WIB, data tingkat pengangguran Hong Kong periode Agustus 2019 akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular