Menanti The Fed, Badai bagi IHSG Belum Berlalu!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 September 2019 08:42
Tren melemah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan berlanjut.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren melemah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan berlanjut pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2019). IHSG masih akan bergerak melemah seiring dengan bursa Wall Street AS yang ditutup koreksi di tengah penantian kepastian suku bunga The Fed.

Panin Sekuritas mengatakan aksi window dressing masih berlanjut pada hari ini, namun sayangnya sentimen kenaikan tarif cukai rokok 'menutup' aksi pelaku pasar ini. Investor malah berbondong-bondong melepas saham produsen rokok dan membawa IHSG ke zona merah.

Window dressing dalam artian ini biasanya mengacu pada manuver yang kerapkali diasosiasikan dengan praktik 'mengelabui' yang dilakukan oleh beberapa pengelola reksa dana, di mana saham yang sedang melemah dijual dan saham yang sedang menguat dibeli. Tujuannya buat mengesankan bahwa mereka telah memegang saham yang berkinerja baik


Namun dengan adanya gapping down (celah penurunan) dan distribusi saham dengan jumlah besar, diperkirakan efek ini tidak berlangsung lama. IHSG diprediksi masih bertahan 1 poin di bawah level support (batas bawah) 6.220.

Dari dalam negeri, ada kabar gembira di mana neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2019 mencatatkan surplus US$ 85 juta, atau membaik dibanding bulan sebelumnya yang defisit US$ 63,5 juta.

Meski demikian, Valbury Sekuritas Indonesia tetap mewanti-wanti bahwa pelaku pasar akan menyikapi harga minyak dunia menyusul adanya serangan ke fasilitas minyak milik Saudi Aramco. Penyerangan ini memotong lebih dari 5% pasokan minyak global.

Serangan itu berpotensi dapat memangkas produksi Aramco sebesar 5,7 juta barel per hari. Sejauh ini Aramco tidak memberikan batas waktu untuk dimulainya kembali produksi minyak.

Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan pekan ini pelaku pasar juga akan menantikan pertemuan FOMC Meeting dari bank sentral AS, The Fed, dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 September mendatang.

Dari AS, ada ekspektasi yang muncul bahwa The Fed tidak akan memangkas tingkat suku bunga, akibat dari kenaikan harga energi akibat serangan yang terjadi di Arab Saudi, sehingga The Fed mungkin tidak akan terburu buru untuk memotong tingkat suku bunga.

Padahal The Fed memiliki potensi yang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunga.

Secara teknikal hari ini indeks masih akan berada dalam tren pelemahan dengan gerak di kisaran support 6.190 poin dan resisten di 6.263 poin.


(tas/tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular