Tren Bunga Rendah, Saham Bank Layak jadi Pilihan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 September 2019 17:39
Meski saham-saham perbankan akan diuntungkan, yang menjadi catatan Irwanti adalah perbankan juga akan menghadapi risiko ketatnya likuditas.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen pemangkasan suku bunga acuan oleh sejumlah bank sentral global menjadi sinyal positif bagi saham-saham di sektor perbankan.

Direktur dan Portfolio Manager PT Schroder Investment Management Indonesia Irwanti menyatakan, saham-saham perbankan diyakini masih tetap memberikan keuntungan di tengah ekspektasi pelaku pasar mengenai rencana bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve memangkas suku bunga acuan pada September ini.

"Sektor saham perbankan akan diuntungkan dengan tren penurunan suku bunga, tentunya akan memiliki kinerja lebih baik (bagi sektor perbankan)," ungkap Irwanti kepada CNBC Indonesia, Senin (16/9/2019).

Meski saham-saham perbankan akan diuntungkan, yang menjadi catatan Irwanti adalah perbankan juga akan menghadapi risiko ketatnya likuditas. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, rasio loan to depocit ratio (LDR) perbankan pada Juni 2019 sudah berada di level 94%.

"Dengan likuditas yang ketat, bank tidak akan bisa men-channel kredit dengan mudah," kata Irwanti menambahkan.

Wawan Hendrayana, Head Of Investment Reserach Invofesta Utama juga merekomendasikan saham-saham perbankan, utamanya bank-bank buku empat di semester kedua mengingat pasar saat ini masih cenderung melandai. Sektor ini akan mendapat katalis positif dari penurunan suku bunga oleh sejumlah bank sentral global.

"Untuk jangka menengah masih bank (yang direkomendasikan) terkait suku bunga turun," kata Wawan, saat dihubungi CNBC Indonesia, belum lama ini.

Tim riset CNBC Indonesia mencatat, berdasarkan proyeksi CME Fedwatch. probabilitas The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada pertemuan minggu depan ada di level 79,6%. Sementara itu peluang The Fed mempertahankan suku bunga di level saat ini adalah 20,4%.

Probabilitas pemangkasan federal funds rate (FFR) oleh The Fed masih tinggi karena beberapa ekonom menganalisa bahwa kondisi perang dagang AS-China akan lebih buruk atau stagnan.

Sebelumnya, pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) telah lebih dulu merilis suku bunga acuan mereka, di mana Gubernur ECB Mario Draghi memutuskan untuk memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Sementara itu, main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.

Bagaimana dengan Bank Indonesia? sebanyak 17 dari 19 ekonom memperkirakan Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan mempertahankan suku bunga saat ini. Ini setelah dalam dua bulan terakhir memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 50 bps, dikutip dari Reuters.

Meskipun Perry dalam rapat BI bulan lalu menyampaikan masih terbuka ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif, pasar keuangan Indonesia justru dipenuhi oleh kekhawatiran investor. Investor resah atas friksi dagang AS-China, perang mata uang termasuk anjloknya peso Argentina, dan inversi pada imbal hasil surat berharga AS.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular