
PLN Terbitkan Obligasi Rp 1,9 T, Kupon Turun 7,9%-9,9%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 September 2019 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN menerbitkan obligasi senilai Rp 1,91 triliun yang ditawarkan dalam lima seri. Obligasi ini ditawarkan dengan tingkat kupon berkisar antara 7,90%-9,90%.
Obligasi ini merupakan tahap kelima dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan III PLN dengan target dana total senilai Rp 16 triliun.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, dana dari obligasi ini akan digunakan perusahaan untuk kegiatan investasi pembangkit dan jaringan transmisi yang menyangkut interkoneksi dan distribusi listrik di seluruh Indonesia.
Jika dibandingkan dengan tingkat bunga yang dari obligasi terakhir yang diterbitkan, nilai ini terbilang lebih rendah. Menurut catatan CNBC Indonesia, pada penerbitan tahap keempat beberapa bulan yang lalu tingkat kupon yang ditawarkan berkisar antara 8%-9,975%.
Penurunan tingkat kupon ini terjadi seiring dengan penurunan tingkat suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu.
Tak hanya obligasi, PLN juga menerbitkan sukuk ijarah tahap IV secara bersamaan. Nilai emisi yang ditawarkan untuk instrumen utang syariah ini adalah sebesar Rp 797,50 miliar.
Sukuk ini juga merupakan bagian dari sukuk ijarah berkelanjutan III dengan target sisa imabalan ijarah yang akan dihimpun sebesar Rp 4 triliun. Tujuan penggunaan dana dari penerbitan sukuk ini tak jauh berbeda dengan tujuan penerbitan obligasi, yakni untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.
Obligasi dan sukuk ini akan mulai ditawarkan ke invesor pada 24-26 September mendatang. Taggal penjatahan akan jatuh pada 29 September 2019. Obligasi ini rencananya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Oktober 2019.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Maybank Kim Eng Sekutitas dan PT Trimegah Sekuritas. Sedang untuk wali amanat obligasi ini adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN).
(hps/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Obligasi ini merupakan tahap kelima dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan III PLN dengan target dana total senilai Rp 16 triliun.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, dana dari obligasi ini akan digunakan perusahaan untuk kegiatan investasi pembangkit dan jaringan transmisi yang menyangkut interkoneksi dan distribusi listrik di seluruh Indonesia.
![]() |
Jika dibandingkan dengan tingkat bunga yang dari obligasi terakhir yang diterbitkan, nilai ini terbilang lebih rendah. Menurut catatan CNBC Indonesia, pada penerbitan tahap keempat beberapa bulan yang lalu tingkat kupon yang ditawarkan berkisar antara 8%-9,975%.
Penurunan tingkat kupon ini terjadi seiring dengan penurunan tingkat suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu.
Tak hanya obligasi, PLN juga menerbitkan sukuk ijarah tahap IV secara bersamaan. Nilai emisi yang ditawarkan untuk instrumen utang syariah ini adalah sebesar Rp 797,50 miliar.
Sukuk ini juga merupakan bagian dari sukuk ijarah berkelanjutan III dengan target sisa imabalan ijarah yang akan dihimpun sebesar Rp 4 triliun. Tujuan penggunaan dana dari penerbitan sukuk ini tak jauh berbeda dengan tujuan penerbitan obligasi, yakni untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.
![]() |
Obligasi dan sukuk ini akan mulai ditawarkan ke invesor pada 24-26 September mendatang. Taggal penjatahan akan jatuh pada 29 September 2019. Obligasi ini rencananya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Oktober 2019.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Maybank Kim Eng Sekutitas dan PT Trimegah Sekuritas. Sedang untuk wali amanat obligasi ini adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN).
PLN Siap Rilis Samurai Bond Di Jepang Senilai Rp 80 T
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Most Popular