
Internasional
Suku Bunga The Fed Tergantung Perang Dagang, Bukan Trump
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 September 2019 14:01

Lebih lanjut, mereka umumnya kini pesimis bahwa resolusi perdagangan akan dicapai dalam waktu dekat.
"Tarif yang telah diumumkan mulai berlaku pada bulan Oktober dan tarif lain akan berlaku pada Desember. Kita menantikan beberapa pertemuan lagi, tetapi pada akhirnya kami pesimis resolusi akan tercapai," kata Andrew Schneider, ekonom AS di BNP Paribas.
"Mungkin risiko eskalasi lebih lanjut lebih besar daripada peluang tercapainya perjanjian,".
Perang dagang ini sendiri tidak hanya berdampak pada negara yang terlibat, namun juga mempengaruhi ekonomi negara lain, termasuk Eropa. Akibat perang dagang, bank-bank sentral dunia terpaksa melonggarkan kebijakan karena proyeksi pertumbuhan dan inflasi semakin suram.
Salah satu bank yang memangkas suku bunganya adalah Bank Sentral Eropa (ECB). Presiden ECB Mario Draghi pada hari Kamis kemarin menyampaikan langkah kebijakan terakhirnya sebelum mundur dari jabatannya pada akhir Oktober.
Draghi mengumumkan pemotongan suku bunga 10 basis poin menjadi -0,5% dan memulai kembali program pembelian aset, yang sudah dihentikan kurang dari setahun yang lalu. Program pembelian kembali ini akan menelan biaya 20 miliar euro per bulan hingga jangka waktu yang belum ditentukan.
Sebelum ECB melakukan pemotongan, Reuters telah melakukan survei pada sekitar 120 ekonom pada 9-12 September. Hasilnya, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada 18 September menjadi 1,75%-2,00%.
Lebih lanjut, The Fed diperkirakan akan memotong lagi suku bunga pada kuartal berikutnya menjadi 1,50%-1,75%, sejalan dengan ekspektasi pasar berjangka. Namun setelah itu, diperkirakan tidak akan ada lagi pemangkasan suku bunga hingga akhir 2020.
Proyeksi itu sebagian dipengaruhi pemikiran bahwa harga inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak akan naik secara signifikan tahun depan.
Sementara untuk tahun ini, hanya dua dari 50-an lebih ekonom memproyeksikan bahwa rata-rata inflasi akan berada atau di atas target 2%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan melambat ke tingkat tahunan sebesar 1,7% pada akhir tahun 2020 dari 2% yang dilaporkan untuk kuartal terakhir. Itu jauh di bawah tingkat 3,1% yang diperkirakan pada kuartal pertama.
(sef/sef)
"Tarif yang telah diumumkan mulai berlaku pada bulan Oktober dan tarif lain akan berlaku pada Desember. Kita menantikan beberapa pertemuan lagi, tetapi pada akhirnya kami pesimis resolusi akan tercapai," kata Andrew Schneider, ekonom AS di BNP Paribas.
"Mungkin risiko eskalasi lebih lanjut lebih besar daripada peluang tercapainya perjanjian,".
Salah satu bank yang memangkas suku bunganya adalah Bank Sentral Eropa (ECB). Presiden ECB Mario Draghi pada hari Kamis kemarin menyampaikan langkah kebijakan terakhirnya sebelum mundur dari jabatannya pada akhir Oktober.
Draghi mengumumkan pemotongan suku bunga 10 basis poin menjadi -0,5% dan memulai kembali program pembelian aset, yang sudah dihentikan kurang dari setahun yang lalu. Program pembelian kembali ini akan menelan biaya 20 miliar euro per bulan hingga jangka waktu yang belum ditentukan.
Sebelum ECB melakukan pemotongan, Reuters telah melakukan survei pada sekitar 120 ekonom pada 9-12 September. Hasilnya, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada 18 September menjadi 1,75%-2,00%.
Lebih lanjut, The Fed diperkirakan akan memotong lagi suku bunga pada kuartal berikutnya menjadi 1,50%-1,75%, sejalan dengan ekspektasi pasar berjangka. Namun setelah itu, diperkirakan tidak akan ada lagi pemangkasan suku bunga hingga akhir 2020.
Proyeksi itu sebagian dipengaruhi pemikiran bahwa harga inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak akan naik secara signifikan tahun depan.
Sementara untuk tahun ini, hanya dua dari 50-an lebih ekonom memproyeksikan bahwa rata-rata inflasi akan berada atau di atas target 2%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan melambat ke tingkat tahunan sebesar 1,7% pada akhir tahun 2020 dari 2% yang dilaporkan untuk kuartal terakhir. Itu jauh di bawah tingkat 3,1% yang diperkirakan pada kuartal pertama.
(sef/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular