
Harga CPO Naik Hari Ini, Tapi Waspada Risiko Koreksi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 September 2019 11:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) bergerak naik pada perdagangan hari ini. CPO terbantu oleh kenaikan harga minyak kedelai, sang pesaing utama.
Pada Jumat (13/9/2019) pukul 10:17 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia berada di RM 2.203/metrik ton. Naik 0,64% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Secara mingguan, harga komoditas ini tidak banyak bergerak. Namun dalam sebulan terakhir, harga CPO turun 0,5%.
Harga minyak sawit terkerek naik setelah survei Reuters memprediksi stok Malaysia turun 7% dan ekspor melejit. Prediksi tersebut kemudian dikonfirmasi langsung oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang menyebutkan stok sawit menipis lebih sedikit dari survei Reuters tetapi mencatatkan kenaikan ekspor yang lebih tinggi dari yang diprediksikan.
Selain itu kenaikan harga minyak kedelai AS juga turut menjadi sentimen positif bagi CPO. Harga minyak kedelai AS di bursa Chicago memang selalu jadi acuan performa CPO mengingat minyak kedelai merupakan produk substitusi.
Kenaikan harga minyak kedelai AS dipicu oleh meningkatnya permintaan China. Dilansir dari Reuters, impor minyak kedelai AS oleh China tercatat paling tinggi sejak Juni lalu.
Namun harga CPO masih berisiko terkoreksi. Analis teknikal untuk komoditas dari Reuters, Wang Tao, memprediksi harga masih mungkin turun ke level RM 2.148-2.166/metrik ton.
Sebagai tambahan informasi, menurut Societe Generale de Surveillance, ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 September turun 29% ke 337.570 ton dari sebelumnya 475.555 ton untuk periode 1-10 Agustus. Hal tersebut juga berpeluang untuk membuat harga kembali terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Ringgit Menguat, Harga CPO Malah Turun
Pada Jumat (13/9/2019) pukul 10:17 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia berada di RM 2.203/metrik ton. Naik 0,64% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Harga minyak sawit terkerek naik setelah survei Reuters memprediksi stok Malaysia turun 7% dan ekspor melejit. Prediksi tersebut kemudian dikonfirmasi langsung oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang menyebutkan stok sawit menipis lebih sedikit dari survei Reuters tetapi mencatatkan kenaikan ekspor yang lebih tinggi dari yang diprediksikan.
Selain itu kenaikan harga minyak kedelai AS juga turut menjadi sentimen positif bagi CPO. Harga minyak kedelai AS di bursa Chicago memang selalu jadi acuan performa CPO mengingat minyak kedelai merupakan produk substitusi.
Kenaikan harga minyak kedelai AS dipicu oleh meningkatnya permintaan China. Dilansir dari Reuters, impor minyak kedelai AS oleh China tercatat paling tinggi sejak Juni lalu.
Namun harga CPO masih berisiko terkoreksi. Analis teknikal untuk komoditas dari Reuters, Wang Tao, memprediksi harga masih mungkin turun ke level RM 2.148-2.166/metrik ton.
Sebagai tambahan informasi, menurut Societe Generale de Surveillance, ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 September turun 29% ke 337.570 ton dari sebelumnya 475.555 ton untuk periode 1-10 Agustus. Hal tersebut juga berpeluang untuk membuat harga kembali terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Ringgit Menguat, Harga CPO Malah Turun
Most Popular