Ini yang Bikin Rupiah Jadi Terbaik Kedua Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2019 08:32
Ini yang Bikin Rupiah Jadi Terbaik Kedua Asia
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS semakin dibawa menjauh dari level Rp 14.000.

Pada Jumat (13/9/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.930 kala pembukaan pasar. Rupiah menguat 0,39% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Seiring perjalanan, rupiah menjadi semakin kuat. Pada pukul 08:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.925 di mana rupiah menguat 0,43%. Rupiah menyentuh posisi terkuat sejak pertengahan Juli.




Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Saat ini hanya yen Jepang, won Korea Selatan, dan baht Thailand yang masih tertahan di zona merah.

Akan tetapi, rupiah menjadi salah satu terbaik di antara yang terbaik di Asia. Penguatan rupiah hanya kalah dari yuan China, sehingga mata uang Tanah Air menempati posisi runner-up.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:08 WIB:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah menjadi yang terbaik di Asia karena diuntungkan dengan tren kebijakan moneter global yang bias longgar. Dini hari hari tadi, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan deposit rate sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Tidak hanya itu, Presiden Mario Draghi dan kawan juga memutuskan untuk mengaktifkan kembali program pembelian surat-surat berharga alias quantitative easing sebagai bentuk stimulus moneter.

"Kami memperkirakan suku bunga acuan akan tetap rendah seperti sekarang atau bahkan lebih rendah lagi sampai kami memperkirakan inflasi mendekati 2%. Dewan juga memutuskan untuk memulai kembali program pembelian aset senilai EUR 20 miliar per bulan per 1 November. Kami memperkirakan program ini akan terus berlangsung selama mungkin untuk mendukung dampak kebijakan suku bunga, dan baru mengakhirinya sebelum suku bunga acuan mulai dinaikkan," papar keterangan tertulis ECB.

Keputusan ECB ini mengundang komentar dari siapa lagi kalau bukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya kembali mendesak bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk ikut menurunkan suku bunga acuan.


"ECB bertindak cepat, menurunkan suku bunga 10 bps. Mereka mencoba dan sukses mendepresiasi euro terhadap dolar AS yang sangat kuat, sehingga melukai ekspor AS. The Fed duduk, duduk, dan duduk. Mereka (Eropa) dibayar saat meminjam uang, sementara kami membayar bunga!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.

Di luar tekanan dari Gedung Putih, pelaku pasar memang memperkirakan The Fed memang akan menurunkan suku bunga acuan. Menurut CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 1,75-2% adalah 88,8%. Sangat tinggi.


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Artinya, ke depan berinvestasi di Eropa dan AS menjadi kurang menguntungkan karena suku bunga semakin rendah. Ditambah lagi likuiditas akan melimpah karena ECB akan kembali melakukan quantitative easing.

Kombinasi dua hal ini akan membuat investor mengarahkan dananya ke instrumen yang memberikan cuan tinggi. Indonesia adalah pilihan yang sangat masuk akal. Saat ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia seri acuan tenor 10 tahun ada di 7,256%. Memang dalam tren turun, tetapi sangat jauh dibandingkan instrumen serupa di AS (1,7872%).

Selain cuan, berinvestasi di Indonesia juga semakin aman. Akhir Mei lalu, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Risiko gagal bayar (default) kian rendah.

Risiko investasi di Indonesia yang semakin rendah terkonformasi di Credit Default Swap (CDS). Baik untuk tenor 5 maupun 10 tahun, CDS Indonesia berada di posisi terendah sejak akhir Juli.




Oleh karena itu, wajar jika arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Tanah Air. Akibatnya, rupiah begitu perkasa dan jadi yang terbaik di Asia.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular