
Harga Emas Naik Tipis, Tapi Masih di Bawah US$ 1.500/Troy Ons
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2019 07:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia naik tipis di perdagangan pasar spot hari ini. Dinamika kebijakan moneter global menguntungkan harga si logam mulia.
Pada Jumat (13/9/2019) pukul 06:43 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.497.75/troy ons. Naik 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Dini hari tadi, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan deposit rate sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Tidak hanya itu, Presiden Mario Draghi dan kawan juga memutuskan untuk mengaktifkan kembali program pembelian surat-surat berharga alias quantitative easing sebagai bentuk stimulus moneter.
"Kami memperkirakan suku bunga acuan akan tetap rendah seperti sekarang atau bahkan lebih rendah lagi sampai kami memperkirakan inflasi mendekati 2%. Dewan juga memutuskan untuk memulai kembali program pembelian aset senilai EUR 20 miliar per bulan per 1 November. Kami memperkirakan program ini akan terus berlangsung selama mungkin untuk mendukung dampak kebijakan suku bunga, dan baru mengakhirinya sebelum suku bunga acuan mulai dinaikkan," papar keterangan tertulis ECB.
Keputusan ECB ini mengundang komentar dari siapa lagi kalau bukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya kembali mendesak bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk ikut menurunkan suku bunga acuan.
"ECB bertindak cepat, menurunkan suku bunga 10 bps. Mereka mencoba dan sukses mendepresiasi euro terhadap dolar AS yang sangat kuat, sehingga melukai ekspor AS. The Fed duduk, duduk, dan duduk. Mereka (Eropa) dibayar saat meminjam uang, sementara kami membayar bunga!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Di luar tekanan dari Gedung Putih, pelaku pasar memang memperkirakan The Fed memang akan menurunkan suku bunga acuan. Menurut CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 1,75-2% adalah 88,8%. Sangat tinggi.
Penurunan suku bunga acuan bisa melahirkan dua dampak yang menguntungkan emas. Pertama, penurunan suku bunga acuan adalah sinyal bahwa ke depan akan ada tekanan inflasi seiring peningkatan permintaan. Emas adalah instrumen lindung nilai (hedging) alami dari inflasi.
Kedua, penurunan suku bunga acuan akan membuat nilai tukar dolar AS menjadi melemah. Sebab, berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik karena suku bunga turun.
Emas adalah instrumen yang dibanderol dengan dolar AS. Jadi ketika dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga mendorong kenaikan permintaan dan kemudian harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit
Pada Jumat (13/9/2019) pukul 06:43 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.497.75/troy ons. Naik 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Dini hari tadi, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan deposit rate sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Tidak hanya itu, Presiden Mario Draghi dan kawan juga memutuskan untuk mengaktifkan kembali program pembelian surat-surat berharga alias quantitative easing sebagai bentuk stimulus moneter.
Keputusan ECB ini mengundang komentar dari siapa lagi kalau bukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya kembali mendesak bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk ikut menurunkan suku bunga acuan.
"ECB bertindak cepat, menurunkan suku bunga 10 bps. Mereka mencoba dan sukses mendepresiasi euro terhadap dolar AS yang sangat kuat, sehingga melukai ekspor AS. The Fed duduk, duduk, dan duduk. Mereka (Eropa) dibayar saat meminjam uang, sementara kami membayar bunga!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Di luar tekanan dari Gedung Putih, pelaku pasar memang memperkirakan The Fed memang akan menurunkan suku bunga acuan. Menurut CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 1,75-2% adalah 88,8%. Sangat tinggi.
Penurunan suku bunga acuan bisa melahirkan dua dampak yang menguntungkan emas. Pertama, penurunan suku bunga acuan adalah sinyal bahwa ke depan akan ada tekanan inflasi seiring peningkatan permintaan. Emas adalah instrumen lindung nilai (hedging) alami dari inflasi.
Kedua, penurunan suku bunga acuan akan membuat nilai tukar dolar AS menjadi melemah. Sebab, berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik karena suku bunga turun.
Emas adalah instrumen yang dibanderol dengan dolar AS. Jadi ketika dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga mendorong kenaikan permintaan dan kemudian harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit
Most Popular