AS-China Mesra, Rupiah Jaya di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 September 2019 10:40
AS-China Mesra, Rupiah Jaya di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara di perdagangan pasar spot, rupiah yang dua hari sebelumnya lemas berhasil bangkit.

Pada Kamis (12/9/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.052. Rupiah menguat 0,08% dibandingkan posisi hari sebelumnya.


Tidak cuma di kurs tengah BI, rupiah juga menguat di pasar spot. Pada pukul 10:17 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.035 di mana rupiah menguat 0,14%.

Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,11%. Selepas itu, apresiasi rupiah sempat menipis hingga ke 0,04%. Namun kemudian rupiah kembali meningkatkan tekanan terhadap dolar AS.

Sebelum hari ini, rupiah sudah melemah dalam dua hari perdagangan beruntun. Hari ini ada harapan rupiah bisa bangkit.

Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya yang mayoritas menguat di hadapan greenback. Sejauh ini hanya rupee India dan yen Jepang yang masih melemah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:20 WIB:



 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Melihat yen Jepang yang melemah bisa disimpulkan bahwa investor sedang tidak mau bermain aman. Arus modal sedang mengalir ke negara-negara berkembang, pertanda bahwa risiko sedang rendah.

Investor bungah karena hubungan AS-China yang membaik. Kemarin, China menghapus pengenaan bea masuk untuk importasi 734 produk AS di antaranya daging sapi, daging babi, kedelai, dan tembaga.

Produk-produk ini adalah bagian dari daftar barang-barang impor dari AS senilai US$ 50 miliar yang kena bea masuk sejak Juli tahun lalu. Namun pembebasan bea masuk ini harus diajukan oleh pengusaha, yang harus membuktikan bahwa mereka memang terkena dampak perang dagang.

"Kami sedang menyiapkan aplikasinya, akan segera kami serahkan. Ini adalah kabar yang sangat baik," kata Shi Lei, seorang manajer di perusahaan importir daging yang berbasis di Beijing, seperti diberitakan Reuters.

Tidak hanya dunia usaha di China, bahkan Presiden AS Donald Trump memuji langkah ini. Menurut Trump, Beijing sudah melakukan langkah besar.

"Mereka (China) pernah membuat sejumlah kebijakan yang cukup baik. Saya rasa ini gestur yang baik. Namun yang sekarang adalah langkah besar," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.



(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Trump pun kemudian mengambil langkah serupa. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk terhadap impor produk-produk made in China.

"Atas permintaan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan memperingati ulang tahun Republik Rakyat China ke-70, kami sepakat tidak untuk menunda kenaikan bea masuk impor produk China sebesar US$ 250 miliar (dari 25% menjadi 30%) dari 1 Oktober menjadi 15 Oktober," cuit Trump di Twitter.

Sikap China dan AS yang legowo ini akan memuluskan jalan menuju damai dagang. Kebetulan akan ada pertemuan level deputi AS-China di Washington pada pertengahan bulan ini. Dilanjutkan dengan pertemuan level menteri pada awal Oktober.

Asa damai dagang yang sempat pupus kini bersemi kembali. Ada harapan perekonomian global akan membaik jika dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi sudah tidak lagi saling hambat.

Jadi wajar saja investor bersemangat hari ini. Aset-aset berisiko di negara berkembang menjadi buruan, sehingga memperkuat rupiah dan kawan-kawan.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular