
Washington-Beijing Mulai Akur, Bursa Singapura Lanjutkan Reli
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 September 2019 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura kembali dibuka menguat pada perdagangan Rabu ini (11/9/2019) seiring dengan kemajuan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang memantik aksi beli pelaku pasar.
Data perdagangan mencatat, Indeks Straits Times dibuka naik 0,53% ke level 3.172,28 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 21 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 5 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Senin (9/9/2019) waktu setempat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyampaikan bahwa Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan oleh kedua belah pihak, dilansir dari CNBC International.
Mnuchin kemudian menambahkan bahwa perbincangan di level deputi akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober.
Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
Di lain pihak, melansir pemberitaan South China Morning Post, kemarin (10/9/2019) Negeri Tiongkok telah menawarkan untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS tapi dengan syarat penundaan pengenaan bea masuk dan pelonggaran terhadap larangan pasokan bagi raksasa teknologi China, Huawei, dikutip dari CNBCÂ International.
Sebagai informasi, AS direncanakan masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk importasi China pada tanggal 15 Desember mendatang.
Pemberlakuan tarif tersebut merupakan kelanjutan dari pengenaan tarif per 1 September sebesar 15% atas produk asal China senilai US$ 125 miliar.
Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari Reuters.
Sementara itu, pada tanggal yang sama China juga dijadwalkan akan mengenakan bea masuk ke AS pada daftar barang sisa dari target senilai US$ 75 miliar. Seperti diketahui, pada 1 September Beijing mengenakan tarif 5-10% bagi sekitar sepertiga produk asal AS yang masuk dalam daftar target US$ 75 miliar.
Pada hari ini tidak ada rilis data dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article AS Terima Telepon dari China, Bursa Singapura Bergairah Lagi
Data perdagangan mencatat, Indeks Straits Times dibuka naik 0,53% ke level 3.172,28 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 21 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 5 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Senin (9/9/2019) waktu setempat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyampaikan bahwa Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan oleh kedua belah pihak, dilansir dari CNBC International.
![]() |
Mnuchin kemudian menambahkan bahwa perbincangan di level deputi akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober.
Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
Di lain pihak, melansir pemberitaan South China Morning Post, kemarin (10/9/2019) Negeri Tiongkok telah menawarkan untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS tapi dengan syarat penundaan pengenaan bea masuk dan pelonggaran terhadap larangan pasokan bagi raksasa teknologi China, Huawei, dikutip dari CNBCÂ International.
Sebagai informasi, AS direncanakan masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk importasi China pada tanggal 15 Desember mendatang.
Pemberlakuan tarif tersebut merupakan kelanjutan dari pengenaan tarif per 1 September sebesar 15% atas produk asal China senilai US$ 125 miliar.
Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari Reuters.
Sementara itu, pada tanggal yang sama China juga dijadwalkan akan mengenakan bea masuk ke AS pada daftar barang sisa dari target senilai US$ 75 miliar. Seperti diketahui, pada 1 September Beijing mengenakan tarif 5-10% bagi sekitar sepertiga produk asal AS yang masuk dalam daftar target US$ 75 miliar.
Pada hari ini tidak ada rilis data dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article AS Terima Telepon dari China, Bursa Singapura Bergairah Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular