Inovasi di Ritel, Asuransi TUGU Proyeksi Pendapatan Rp 6,5 T

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
10 September 2019 14:40
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) memproyeksikan pendapatan sepanjang 2019 menembus Rp 6,5 triliun.
Foto: Gross Premi Meningkat, Asuransi Tugu Raih Laba Rp 207 M (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), anak usaha PT Pertamina, memproyeksikan pendapatan sepanjang 2019 menembus Rp 6,5 triliun dan menciptakan rekor baru sepanjang perusahaan ini berdiri.

"Kalau ini terjadi, ini akan jadi yang tertinggi sepanjang pendapatan Asuransi Tugu," kata Presiden Direktur Asuransi Tugu, Indra Baruna kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/9/2019).

Dia menyebut pertumbuhan tahun ini memang cukup pesat di mana gross Premi pada Semester pertama 2019 mencapai Rp 3,7 triliun dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 2,5 triliun. Pendapatan unrating juga meningkat menjadi Rp 370 miliar, dibanding tahun lalu Rp 310 miliar.

Sementara itu, Asuransi Tugu juga sedang mengembangkan produk ritel, di mana perusahaan memang dikenal untuk produk asuransi korporasi. sebut saja asuransi yang diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. Meskipun kontribusinya masih kecil, namun targetnya sekitar Rp 350 miliar diperoleh dari asuransi kendaraan, khususnya roda empat.


"Target tahun ini Rp 6,5 triliun konsolidasi, stand alone tugu insurance, Rp 350 miliar dari asuransi kendaraan bermotor. Sebagian besar angka tadi, akan datang dari roda empat, memang create sesuatu yang beda untuk asuransi kendaraan roda empat," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Indra mengatakan ada potensi pendapatan ratusan miliar dari pengembangan produk asuransi ritel. Beberapa produk tersebut akan bekerja sama dengan induk usaha yakni PT Pertamina maupun sister company lainnya.

Beberapa produk yang akan dikembangkan adalah asuransi gasoline, gas Elpiji hingga pelumas. Asuransi ini belum ada di Indonesia, meski sudah berkembang di negara lain.

Sementara itu, Indra juga menyebut produk retail kendaraan bermotor juga memiliki pangsa pasar yang besar. Dari seluruh proporsi premi industri asuransi, kendaraan bermotor masuk di urutan teratas, yang kemudian disusul oleh properti.

"Kita melihat marketnya besar, tugu insurance memiliki potensi mengembangkan ini di pasar, mengembangkan ini dengan digital," ujarnya.

Kendaraan bermotor roda dua misalnya, setiap tahunnya sebanyak 6 sampai 6,5 juta dijual di pasaran. Pembelian yang sebagian melalui perusahaan leasing ini juga menjadi target. Belum lagi jika mencatat jumlah pemilik kendaraan bermotor yang telah lunas jumlahnya mencapai 30 juta.

"Jumlahnya besar 30 juta di Indonesia, ini juga target. masuk ke sana, karena distribusi channel sangat tepat menjual asuransi ini. Saat ini Pertamina punya 5.600 SPBU, ini distribusi channel yang kuat," tegasnya.

Memasuki tahun kedua produk ritel untuk kendaraan bermotor ini memang kontribusinya masih terbilang minim baru 11 persen. Jika melihat secara nominal, diperkirakan kontribusi ke pendapatan mencapai Rp 350 miliar tahun 2019 ini. "Tapi sebagian besar angka tadi, akan datang dari roda empat," imbuhnya.

Informasi saja, Laba Asuransi Tugu meroket pada semester I-2019. Anak usaha Pertamina ini mengantongi laba tahun berjalan senilai Rp 238,15 miliar, meroket dari posisi kerugian Rp 7,8 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.


Indra sebelumnya mengatakan posisi laba ini bisa diperoleh lantaran adanya peningkatan pendapatan premi bruto yang tumbuh 49%. Akhir Juni 2019 total pendapatan premi konsolidasi mencapai Rp 3,7 triliun, naik dari Rp 2,49 triliun.

"Hampir seluruh lini bisnis mengalami kenaikan baik di sektor energy, non-energy, commercial maupun retail business," kata Indra.

Jika dielaborasi lebih lanjut, jumlah penerimaan premi tersebut disumbang dari induk usaha mencapai Rp 2,2 triliun, naik 37% dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp 1,6 triliun.

Sedangkan untuk laba yang disumbang oleh induk usaha mencapai Rp 160,7 miliar, naik 76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 91,4 miliar. Peningkatan laba tersebut dikontribusikan oleh peningkatan hasil underwriting dan hasil investasi.



(dob/dob) Next Article Melesat 20%, Tugu Insurance Catat Laba Rp 327 M di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular