Resesi Membayangi, IHSG Bisa Tembus 6.700 di Akhir Tahun

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 September 2019 14:34
Perusahaan sekuritas masih meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah sentimen ancaman resesi ekonomi global, perusahaan sekuritas masih meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat hingga akhir tahun ini. Sejak awal tahun hingga Selasa ini (10/9/2019), IHSG baru menguat 2,03% di level 6.320.

Robertus Yanuar Hardy, Kepala Riset PT Kresna Sekuritas mengutarakan, pada akhir tahun ini IHSG memiliki ruang mencapai level psikologis 6.700. Sebab itu, Kresna belum memangkas target proyeksi IHSG hingga penghujung tahun.

"Kami belum ada revisi target indeks akhir tahun, karena dari awal tahun masih mempertahankan 6.650-6.700," kata Yanuar kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/9/2019).


Direktur PT Kresna Sekuritas, Jimmy Nyo menambahkan, kondisi perekonomian domestik belakangan ini memang sedang lesu. Hal ini terlihat dari minat perusahaan untuk melantai di pasar saham melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) belum seramai tahun sebelumnya.

"Perusahaan masih menunggu waktu IPO yang tepat karena menunggu demand dari investor supaya terserap maksimal," kata Jimmy saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/9/2019).

Di lain pihak, broker lainnya, PT Mandiri Sekuritas memangkas target IHSG hingga akhir tahun menjadi 6.650 dari target sebelumnya di 6.800. Penurunan target ini dengan pertimbangan nilai laba per saham (earning per share/EPS) yang tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 7%.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan perolehan laba bersih dari emiten-emiten sepanjang semester I-2019 lalu berada di bawah perkiraan pasar sehingga pertumbuhan EPS dari sebelumnya diperkirakan bisa mencapai 12% secara year on year (YoY) menjadi jauh dari perkiraan.

"Melihat perkembangan laba bersih pertumbuhannya di semester 1. Jadi kuartal-1 pertumbuhannya agak rendah di single digit dan bulan Juni juga melambat sedikit makanya kita ada revisi indeks target kita dari posisi akhir tahun," kata Adrian di Plaza Mandiri, Senin (9/9/2019).

Hingga akhir tahun ini, diperkirakan belum ada katalis positif yang bisa mendorong penguatan indeks lebih lanjut. Hal ini karena sentimen yang berkecamuk masih soal perang dagang AS-China yang berpotensi memicu perang mata uang atau currency war.

Mengacu data BEI, hingga Selasa siang ini, IHSG hanya menguat 2,06% year to date, dan dalam sebulan terakhir naik 1,80%. Asing tercatat membukukan net sell hari ini Rp 376 miliar di semua pasar, dan year to date asing masuk Rp 52,79 triliun.

Simak deretan reksa dana ini anjlok di atas 40%

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular