Analisis

Sudah di Bawah US$ 1.500/ Troy Ons, Investor Tinggalkan Emas?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 September 2019 13:33
Sudah di Bawah US$ 1.500/ Troy Ons, Investor Tinggalkan Emas?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali melemah pada perdagangan Selasa (10/9/19) setelah mencatat pelemahan tiga hari beruntun Senin kemarin. Emas kini bergerak di bawah US$ 1.500/troy ons.

Sentimen investor terus membaik, tercermin dari penguatan bursa saham secara global, membuat harga emas tertekan. Namun bukan berarti emas sepenuhnya ditinggalkan, penguatan tajam dalam waktu singkat tentunya memicu koreksi yang cukup besar juga, hal itu sudah biasa terjadi di aset finansial.

Persepsi investor yang membaik membuat minat atau selera terhadap risiko (risk appetite) meningkat. Kala risk appetite meningkat aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang menarik, investor lebih tertarik masuk ke aset berisiko yang memiliki imbal hasil tinggi.

Meningkatnya risk appetite investor tidak lepas dari ekspektasi digelontorkannya stimulus moneter dari berbagai negara untuk memacu laju perekonomian. 

Dimulai dari China, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 bps untuk semua bank. Kebijakan ini diperkirakan mampu memompa likuiditas sebanyak CNY 900 miliar dan menurunkan suku bunga kredit perbankan.

Kemudian dari Jepang, pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal II-2019 direvisi turun yang memperkuat spekulasi Bank of Japan (BoJ) akan menggelontorkan stimulus moneter di bulan ini. Jangan lupakan European Central Bank (ECB) dan tentunya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang juga diprediksi akan memangkas suku bunga acuan.

Di sisi lain, gelontoran stimulus dari banyak bank sentral tentunya menambah likuiditas di pasar global, yang dapat menaikkan inflasi. Emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi, jika inflasi meningkat maka daya tarik emas kembali muncul.

Hal tersebut membuat emas belum ditinggalkan sepenuhnya oleh pelaku pasar. Untuk saat ini para "pencinta" transaksi emas sedang menanti pengumuman kebijakan moneter mulai dari ECB Kamis ini, kemudian The Fed dan BoJ Kamis (19/10/19) pekan depan.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

 

 

Harga emas sudah mencapai level US$ 1490/troy ons, sesuai dengan target penurunan pada analisis teknikal Senin kemarin. Emas kini bergerak di kisaran level tersebut.

Sudah di Bawah US$ 1.500/ Troy Ons, Investor Tinggalkan Emas?Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com


Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).


Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah.

Sudah di Bawah US$ 1.500/ Troy Ons, Investor Tinggalkan Emas?Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21, serta di bawah MA 125. Indikator stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold), yang membuka peluang rebound emas.

Jika kembali ke atas US$ 1.490 dan bergerak konsisten di atas level tersebut, emas berpotensi naik menuju US$ 1.500/troy ons.

Sementara jika tertahan di bawah US$ 1.490/troy ons, emas berpeluang besar turun ke area US$ 1.484 sampai US$ 1.480/troy ons. Peluang turun lebih dalam ke area US$ 1.476 menjadi terbuka jika logam mulia menembus ke bawah US$ 1.480/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular