Rupiah Menguat 1,37% dalam 4 Hari, Waspada Profit Taking!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2019 08:21
Rupiah Menguat 1,37% dalam 4 Hari, Waspada Profit Taking!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun rupiah tidak betah lama-lama di zona merah.

Pada Selasa (10/9/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.030 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Akan tetapi, pelemahan rupiah fana belaka. Pada pukul 08:03 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.025 atau sama seperti posisi penutupan kemarin.


Walau cuma stagnan, rupiah masih beruntung karena mayoritas mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Sampai saat ini hanya won Korea Selatan, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan uang bisa menguat.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:05 WIB:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Namun, rupiah tetap harus waspada karena mata uang Tanah Air rentan terserang ambil untung (profit taking). Sebelum hari ini, rupiah sudah menguat empat hari beruntun. Dalam periode tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,37%.

Oleh karena itu, akan ada saja investor yang mulai mencairkan keuntungan. Ketika ini terjadi, rupiah berisiko mengalami tekanan.


Selain itu, risiko tekanan terhadap rupiah juga hadir dari sisi eksternal. Dolar AS sedang perkasa di level global, terlihat dari Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) yang menguat 0,1% pada pukul 08:10 WIB.

Penguatan dolar AS disebabkan oleh rilis data ekonomi terbaru di AS yang positif. Pada Juli, penyaluran kredit konsumsi di Negeri Paman Sam tumbuh 6,8% year-on-year (YoY). Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,1% YoY.

Data ini menggambarkan bahwa konsumsi rumah tangga di AS masih cukup kuat. Mengingat konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 70% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), maka ada harapan pertumbuhan AS bakal membaik.


Oleh karena itu, masih ada harapan (meski sangat tipis) bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed tidak akan terlalu agresif dalam memangkas suku bunga acuan. Sebab perekonomian AS masih bergeliat, bisa saja ada pandangan belum membutuhkan pelonggaran moneter lebih lanjut.

Harapan ini, meski lagi-lagi sangat tipis, sepertinya cukup efektif untuk membawa angin segar kepada dolar AS. Akibatnya, dolar AS mampu menguat terhadap sebagian besar mata uang utama Asia. Jadi rupiah mesti tetap waspada.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular