
Merger Axiata-Telenor Kandas, Asing Borong Saham EXCL Rp 20 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) ditutup stagnan pada perdagangan sesi I, Senin ini (9/9/2019) di level Rp 3.270/saham kendati sempat melonjak ke level Rp 3.390/saham. Namun catatan beli bersih asing (net buy) cukup tinggi mencapai Rp 19,85 miliar.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, dengan catatan net buy asing hari ini yang hampir menyentuh Rp 20 miliar, maka beli bersih asing dalam 5 hari perdagangan terakhir mencapai Rp 125 miliar di semua pasar, sementara 30 hari terakhir perdagangan asing masuk Rp 157 miliar.
Namun secara year to date atau tahun berjalan, asing masih keluar dari saham EXCL mencapai Rp 325 miliar di semua pasar, meskipun dari sisi harga saham masih melejit 65% sejak awal tahun hingga saat ini.
Masuknya asing pada hari ini terjadi setelah induk usaha EXCL, Axiata Group Bhd Malaysia, mengumumkan batalnya rencana mega merger Axiata dengan perusahaan telekomunikasi Norwegia, Telenor ASA.
Dalam keterangan resmi kedua pihak, di masing-masing situs perusahaan menunjukkan ada kendala prinsipil yang membuat keduanya tidak menemui kata sepakat dan mengakhiri rencana menggabungkan aset telekomunikasi mereka di Asia untuk menciptakan raksasa bisnis telekomunikasi Asia.
"Selama 4 bulan terakhir, kedua belah pihak telah bekerja dalam due diligence [uji tuntas] dan berupaya menyelesaikan perjanjian transaksi pada kuartal ketiga 2019. [tapi] karena beberapa kompleksitas dalam rencana transaksi ini, maka para pihak saling sepakat untuk mengakhiri diskusi [merger]," tulis pernyataan Telenor, diwakili Hanne Knudsen, Telenor Group Communications, dalam situs resmi perusahaan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (9/9/2019).
Manajemen Telenor menegaskan kendati ada alasan strategis yang kuat mengapa transaksi itu batal, namun kedua pihak tidak mengesampingkan bahwa transaksi di masa depan dapat dimungkinkan terjadi lagi. "Kedua belah pihak belum bisa memberikan komentar lebih lanjut," tulis Knudsen lebih lanjut.
"Kedua belah pihak masih mengakui alasan strategis yang kuat dari transaksi merger yang diajukan. Para pihak tidak mengesampingkan bahwa transaksi di masa depan dapat dimungkinkan," tulis manajemen Axiata, dalam keterangan resmi di situs perusahaan.
Pada Mei lalu, Axiata dan Telenor mengejutkan pasar global dengan rencana menggabungkan aset telekomunikasi mereka di Asia. Keduanya akan membuat holding company (Mergedco) di mana Telenor akan memegang saham mayoritas 56,5% sementara Axiata akan memegang 43,5%.
Sayang, kesepakatan ini batal kendati masih ada potensi terbuka pembicaraan berikutnya.
Simak Video XL akan kembangkan data center
(tas/hps) Next Article Direktur Keuangan XL Axiata Mundur, Ada Apa?