Usai Hat-trick Menguat, Dolar Australia Akhirnya Nyerah Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 September 2019 16:29
Dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat.
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (6/9/19) setelah hat-trick alias menguat dalam 3 hari berturut-turut.

Pada pukul 14:38 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.621,25 atau melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 3 hari sebelumnya, dolar Aussie ini menguat 0,87%, 0,8% dan 0,21%.

Selama sepekan ini, mata uang Negeri Kanguru ini mendapat banyak sentimen positif yang membuatnya naik ke level terkuat 2 pekan melawan rupiah. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada hari Selasa (3/9/19) menjadi awal penguatan dolar Australia.

RBA mempertahankan suku bunga 1%, dan memilih menunggu efek dari pemangkasan suku bunga sebelumnya terhadap perekonomian Australia di kuartal IV-2019.


Ini berarti, RBA di tahun ini tidak akan memangkas suku bunga lagi, yang membuat dolar Australia menguat. Meski demikian, Gubernur RBA Philip Lowe tetap membuka peluang suku bunga dipangkas lagi seandainya ekonomi kembali memburuk.

Selanjutnya, Biro Statistik Australia melaporkan data pertumbuhan ekonomi Australia di kuartal II-2019 sebesar 0,5% sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya.

Ini artinya tidak ada atau belum ada pelambatan ekonomi seperti yang ditakutkan sebelumnya. Dolar Australia pun berhasil mencetak penguatan tiga hari beruntun hingga Kamis kemarin.

Namun, hari ini sepertinya rupiah lebih perkasa. Data cadangan devisa RI yang meningkat memberi momentum penguatan bagi Mata Uang Garuda.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa nasional naik pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 126,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 125,9 miliar.

Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Meski dolar Australia melemah pada hari ini, tetapi secara mingguan Mata Uang Kanguru masih lebih unggul dibandingkan Mata Uang Garuda.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

 


(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular