AS-China Siap Janjian di Oktober, Wall Street Bakal Melesat

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 September 2019 18:02
Kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melesat masing-masing 259,53 poin dan 26,82 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 94 poin.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street AS diprediksi menguat pada pembukaan perdagangan nanti malam, Kamis (5/9/2019). Pada perdagangan pre-market, kontrak futures tiga indeks utama di Wall Street kembali melesat pada perdagangan hari ini seiring dengan pengumuman terbaru dari Washington dan Beijing soal kelanjutan diskusi dalam waktu dekat.

Pada pukul 17:45 WIB, data bursa mencatat, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melesat masing-masing 259,53 poin dan 26,82 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 94 poin.

Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.

AS-China Siap Janjian di Oktober, Wall Street Bakal MelesatFoto: Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019. REUTERS / Jonathan Ernst


"Kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama dan mengambil aksi praktik untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk negosiasi," seperti dilansir CNBC International.

Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.


Juru bicara kantor perwakilan dagang AS juga mengkonfirmasi bahwa Lighthizer dan Mnuchin berbicara dengan Liu dan mengatakan mereka setuju untuk mengadakan diskusi dagang level deputi 'dalam beberapa minggu mendatang.'

Pengumuman itu datang setelah dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut saling mengenakan tarif tambahan pada 1 September 2019.

Negeri Paman Sam mengenakan bea masuk tambahan sebesar 15% atas produk asal China senilai US$ 125 miliar.

Kemudian Negeri Tiongkok melakukan aksi retaliasi (pembalasan) dengan memberlakukan tarif 5-10% atas produk buatan AS senilai US$ 75 miliar. Perlu dicatat bahwa saat ini China baru memberlakukan tarif pada sepertiga dari sekitar 5.000 jenis barang importasi asal AS.


Meskipun mundur dari rencana awal yakni bulan September, kabar ini sudah cukup membuat pelaku pasar happy, pasalnya asa damai dagang masing ada.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data berikut:

- Laporan Laju Ketenagakerjaan bulan Agustus oleh ADP (Automatic Data Processing) pada pukul 19:15 WIB
- Angka PMI sektor jasa dan PMI final bulan Agustus versi IHS Markit pada pukul 20:45 WIB
- Angka PMI non manufaktur bulan Agustus versi ISM pada pukul 21:00 WIB
- Jumlah pesanan pabrik bulan Juli pada pukul 21:00 WIB

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular