
Minim Katalis, IHSG Berpotensi Melemah Lagi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
04 September 2019 08:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan pada perdangan Rabu (4/9/2019) diproyeksikan kembali melaju di zona merah lantaran minimnya sejumlah katalis positif.
Selasa kemarin (4/9/2019), bursa saham domestik ditutup melemah 0,46% ke level 6.261,59 meski ada sentimen penolakan cukai rokok di DPR namun tak juga membuat IHSG terapresiasi.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik tipis 0,02%, indeks Shanghai menguat 0,21%, dan indeks Straits Times terparesiasi 0,2%.
Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati, sentimen perdagangan hari ini akan bersumber dari kembali memanasnya hubungan Washington dan Beijing paska Huawei Technologies mengecam pemerintah Amerika Serikat. Kecaman ini disebabkan karena Washington dituduh mengatur kampanye untuk mengintimidasi karyawan Huawei dan meluncurkan serangan siber.
Beralih dari sana, sentimen dari dalam negeri bersumber dari Bank Indonesia yang menyatakan kebijakan penurunan suku bunga acuan pada Agustus 2019 diharapkan akan mendongkrak aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Namun, aliran modal asing di pasar saham dan obligasi nyatanya cenderung keluar, meski dalam sepekan terakhir investor masih mencatatkan aksi beli bersih di kedua instrumen tersebut.
"Kami melihat BI masih memiliki ruang hingga akhir tahun untuk kembali menurunkan suku bunga acuan," tulis Pilarmas, dalam risetnya, Rabu (4/9/2019).
Pilarmas memproyeksikan, hari ini IHSG akan bergerak melemah di kisaran 6.242-6.310.
Masih belum beranjaknya IHSG dari zona pelemahan juga diutarakan Director Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya. Menurutnya, pergerakan IHSG hingga saat ini masih menunjukkan pola gerak konsolidasi.
William menambahkan, momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan pembelian mengingat pola uptrend jangka panjang masih terlihat dalam pergerakan IHSG.
"IHSG diperkirakan akan bergerak pada level 6.187 - 6.372," ungkap William Surya Wjaya.
Selasa kemarin (4/9/2019), bursa saham domestik ditutup melemah 0,46% ke level 6.261,59 meski ada sentimen penolakan cukai rokok di DPR namun tak juga membuat IHSG terapresiasi.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik tipis 0,02%, indeks Shanghai menguat 0,21%, dan indeks Straits Times terparesiasi 0,2%.
Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati, sentimen perdagangan hari ini akan bersumber dari kembali memanasnya hubungan Washington dan Beijing paska Huawei Technologies mengecam pemerintah Amerika Serikat. Kecaman ini disebabkan karena Washington dituduh mengatur kampanye untuk mengintimidasi karyawan Huawei dan meluncurkan serangan siber.
Beralih dari sana, sentimen dari dalam negeri bersumber dari Bank Indonesia yang menyatakan kebijakan penurunan suku bunga acuan pada Agustus 2019 diharapkan akan mendongkrak aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Namun, aliran modal asing di pasar saham dan obligasi nyatanya cenderung keluar, meski dalam sepekan terakhir investor masih mencatatkan aksi beli bersih di kedua instrumen tersebut.
"Kami melihat BI masih memiliki ruang hingga akhir tahun untuk kembali menurunkan suku bunga acuan," tulis Pilarmas, dalam risetnya, Rabu (4/9/2019).
Pilarmas memproyeksikan, hari ini IHSG akan bergerak melemah di kisaran 6.242-6.310.
Masih belum beranjaknya IHSG dari zona pelemahan juga diutarakan Director Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya. Menurutnya, pergerakan IHSG hingga saat ini masih menunjukkan pola gerak konsolidasi.
William menambahkan, momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan pembelian mengingat pola uptrend jangka panjang masih terlihat dalam pergerakan IHSG.
"IHSG diperkirakan akan bergerak pada level 6.187 - 6.372," ungkap William Surya Wjaya.
(sef/sef) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Most Popular